Cermin Identitas Diri Versi 4 Artis
Bagaimana para seniman merespon identitas diri yang mencakup tubuh, jiwa, dan pikiran, tertuang pada I too am Untranslatable, sebuah pameran berkelompok di Ruci Art Space.
Berlangsung hingga 13 Agustus 2017 mendatang, I too am Untranslatable menampilkan karya-karya Deden Durahman, Jabbar Muhammad, Kelvin Atmadibrata, dan Theresia Agustina Sitompul.Berperan sebagai kurator adalah Roy Voragen yang telah menempatkan setiap karya seni dengan apik, sehingga alur pameran terasa nyaman diikuti di Ruci Art Space.
Deden Durahman dari Bandung melalui dua seri karyanya, Peerless dan Peers, memotret realita tubuh di masa kini, ketika seseorang bagai kehilangan individualitasnya dalam dunia virtual. Deden Durahman menyebutkan bahwa kebanyakan orang kini tak ada yang terlihat miskin atau kesusahan di media sosial.
Peerless memperlihatkan foto yang dipotong-potong dari seorang sosok sehingga tampak seperti barcode, mengingatkan akan betapa pengguna sosial media cenderung mengedit dan memakai filter untuk menampilkan sesuatu yang lebih indah daripada realitas. Sedangkan Peers, adalah potret sekelompok orang yang diproses hingga terlihat seperti satu patung, merefleksikan kesenangan orang untuk tampil sebagai bagian dari sebuah kelompok, lagi-lagi di media sosial.
Peerless, Peers oleh Deden Durahman
Seniman yang juga datang dari Bandung, Jabbar Muhammad, masih melanjutkan eksplorasinya terhadap serial Eve yang sudah dimulai sejak 2015. Karya-karya terbarunya dilukis di atas kertas dan kanvas, berfokus pada konsep dualitas maskulin-feminin yang secara tak sadar selalu ada dalam pikiran pria maupun wanita.
Eve, Jabbar Muhammad
Sementara itu Theresia Agustina Sitompul dengan dua karyanya, instalasi Moment dari baja serta silikon, dan karya di atas kertas Decrease-Increase, menyuarakan realitas perempuan yang selalu dituntut untuk mengambil banyak peran dalam kehidupan.
Moment, Decrease - Increase oleh Theresia Agustina Sitompul
Masih bercerita soal pengalaman hidup, Kelvin Atmadibrata memadukan seni pertunjukan, kolase kertas, dan fotografi untuk menarasikan pengalaman kehilangan sosok yang dikaguminya. Karya Kelvin yang bertajuk Benched, menggambarkan suatu kesempatan yang hilang tapi bukan sesuatu yang harus disesalkan.
Kehilangan itu menjadi sebuah kesempatan baru untuk suatu jalan yang berbeda.
Ruci Art Space juga turut berpartisipasi pada Art Jakarta 2017 yang akan berlangsung pada 27-30 Juli.