icon-category Technology

China Akhiri Masa Hidup Stasiun Antariksa Tiangong-2

  • 23 Jul 2019 WIB
Bagikan :

China secara resmi mengakhiri misi dan seluruh fasilitas penelitian orbital yang terdapat di stasiun luar angkasa Tiangong-2. Sebelumnya pada Jumat (19/7) lalu Tiangong-2 dilaporkan terbakar saat mengorbit dan jatuh di Samudera Pasifik bagian selatan.

Bereda dengan ISS, Tiangong-2 merupakan stasiun antariksa berukuran kecil yangmenjadi bagian dari misi orbit China tahun 2016. Misi ini bertujuan menguji sejumlah teknologi orital negeri Tirai Bambu tersebut.

Taikonaut (sebutan untuk astronaut China) diketahui telah mengunjungi Tiangong-2 secara ruting untuk melakukan percobaan, mengisi bahan bakar orbital, dan lainnya. Namun, Tiangong-2 tidak dilengkapi dengan sejumlah komponen seperti di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Oleh sebab itu, Tiangong-2 hanya dapat bertahan selama satu bulan di orbit.

Administrator Luar Angkasa Nasional China seperti dilaporkan Techcrunch bahkan telah mendeteksi bahwa stasiun selebar 18 meter ini dan panel suryanya sebagian besar akan terbakar dan puing-puingnya akan jatuh di daerah aman di Samudera Pasifik selatan dekat dengan Selandia Baru.

Dengan berakhirnya Tiangong-2, China disebut memasuki periode tanpa pesawat ruang angkasa yang mampu menampung misi untuk menjelajahi antariksa untuk pertama kalinya. 

Dikutip Space News, badan antariksa China kini tengah menyiapkan stasiun luar angkasa lainnya seberat 60 hingga 100 ton yang terdiri dari modul inti dan dua modul percobaan. Stasiun ketiga ini diharapkan akan rampung pada 2022 mendatang.

Sebelumnya, pada 2018 lalu, stasiun luar angkasa pertama China Tiangong-1 sempat jatuh ke permukaan Bumi akibat kehilangan kemampuannya untuk memperbaiki ketinggian.

Tiangong-1 memiliki ukuran yang cukup besar. Berat dari bangkai kendaraan ini berkisar di 9.500 kilogram dan bentuknya cukup padat.

Tiangong-1 sebenarnya dirancang untuk hanya digunakan hingga 2013 namun China memutuskan untuk memperpanjang penggunaannya. Sayangnya pada 2016, China mengumumkan mereka telah kehilangan kontak dengan Tiangong-1. Mereka juga kehilangan kendali atas satelit ini.

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini