China Gugat Amerika di WTO Terkait Penjegalan Mobil Listrik
Uzone.id - China akhirnya menggugat Amerika Serikat ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Beijing menilai kebijakan subsidi pembelian mobil listrik yang dikeluarkan Washington diskriminatif.
Perwakilan Tetap China di Geneva membenarkan gugatan itu. Dalam pernyataannya, Perwakilan Tetap China menyebut gugatan demi menjaga kepentingan industri kendaraan listrik China. Gugatan juga demi menjaga persaingan usaha yang adil di pasar global.Pokok gugatan Beijing adalah Undang-undang Pengendalian Inflasi (IRA) AS. Berlaku mulai 1 Januari 2024, UU itu melarang subsidi untuk kendaraan listrik yang mengandung komponen buatan China, Iran, Korea Utara, dan Rusia. Subsidi bisa mencapai 7.500 dollar AS per unit.
Aturan itu membuat kini hanya 13 dari 50 varian kendaraan listrik di pasar AS bisa menerima subsidi. Pada 2023, kendaraan yang berhak mendapat subsidi mencapai 24 varian.
Produsen mobil telah berjuang untuk mendapatkan suku cadang yang akan membuat model mereka memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit.
Beijing memandang, aturan itu diskriminatif pada kendaraan pengguna energi baru terbarukan. Beijing juga menilai aturan itu mengganggu persaingan sehat di pasar kendaraan listrik. Produksi kendaraan baru dan rantai pasok industri kendaraan listrik.
Karena itu, Beijing menilai IRA melanggar aturan WTO. Beijing mendesak Washington memperbaiki regulasi dan menghapus diskriminasi.
IRA sebagian dari aneka regulasi AS dan Eropa Barat untuk menghambat kendaraan listrik China. Sebab, harga kendaraan buatan China lebih murah hingga separuh dari harga buatan AS-Eropa Barat.
Hal itu tecermin pada harga produk-produk BYD. BYD Seagull yang diungkap dalam pameran di Muenchen, Jerman, akan dipasarkan dengan harga mulai 11.500 dollar AS.
Sementara beberapa model lain dijual dengan harga rata-rata 20.000 dollar AS. Adapun mobil-mobil buatan AS dan Eropa Barat dijual mulai dari 30.000 dollar AS.
Harga murah salah satu kunci BYD memasarkan hingga 240.000 mobil ke 70 negara pada 2023. BYD juga akan ekspansi dengan membuka pabrik di Meksiko dan Hongaria.
”Mereka pasti bersiap untuk pasar AS, menunggu waktu yang tepat,” kata CEO Dunne Insight Michael Dunne, mengutip dari Reuters.
Dalam pandangan produsen otomotif China, pasar Eropa dan AS akan sangat menguntungkan. ”Mereka harus masuk dan bersaing dan menang di sini untuk berkembang secara global,” kata Dunne.
Juru runding Perdagangan AS, Katherine Tai, menyebut, AS akan meninjau gugatan China. Di sisi lain, ia memandang IRA cara AS berkontribusi pada masa depan energi bersih. Adapun China ditudingnya menggunakan strategi tidak adil dan secara sepihak hanya menguntungkan produsen China.
Meski ada gugatan, diragukan ada dampaknya pada AS. Bila kalah di tingkat sengketa, AS bisa mengajukan banding. Masalahnya, badan banding WTO lumpuh sejak 2019 karena ulah AS.