Home
/
Digilife

China Kebal Saat PC Windows Tumbang Secara Global, Kok Bisa?

China Kebal Saat PC Windows Tumbang Secara Global, Kok Bisa?
Vina Insyani22 July 2024
Bagikan :

Uzone.id — Hampir seluruh negara alami Blue Screen of Death (BSOD) karena adanya error pada sistem Crowdstrike PC Windows. Bahkan, kekacauan ini menyebabkan ribuan jadwal penerbangan di seluruh dunia terganggu. 

Melansir dari The Cable, 4000 jadwal penerbangan harus dibatalkan karena PC Windows mengalami Blue Screen of Death setelah melakukan update sistem. Belum lagi seluruh jadwal kereta di Amerika Serikat yang dibatalkan karena gangguan ini.

Gangguan ini juga berdampak ke Indonesia, India, dan negara-negara lainnya yang menggunakan PC Windows dengan sistem keamanan Crowdstrike. 

Nah, dari sekian banyak negara yang mengalami dampak besar dari BSOD semenjak Jumat, (18/07) lalu, ada satu negara yang kebal dan tak terlalu terdampak kekacauan ini.

Yup, China jadi satu-satunya negara yang kebal dari gangguan sistem ini. Ya setidaknya tidak separah negara-negara lain.

Hal ini disampaikan oleh South China Morning Post, dimana yang terdampak dari gangguan ini adalah hotel dan bisnis-bisnis berbasis luar negeri sementara layanan-layanan publik China tidak terdampak oleh gangguan global tersebut. 

The Economic Times, Senin, (22/07) mengungkapkan kalau operasional bandara di Beijing dan Shanghai tetap berjalan lancar selama 48 jam saat bandara-bandara di India, Nepal dan Pakistan mengalami harus melakukan operasional secara manual bahkan harus melakukan delay.

Preview

“Semua operasional berjalan dengan normal di bandara dan tidak ada dampak dari gangguan skala global tersebut,” menurut website resmi Beijing International Airport.

Ada alasan kenapa China kebal dari gangguan global yang berdampak pada hampir 8,5 perangkat Windows di seluruh dunia ini. 

Masih melansir dari sumber yang sama, kekebalan China pada global outage ini adalah karena China mengurangi ketergantungan pada sistem third party, khususnya dari luar negeri. Terlebih, China juga tidak menggunakan sistem keamanan siber, hardware, hingga sistem operasi dari luar negeri, apalagi dari Amerika Serikat.

China kebanyakan menggunakan sistem produksi mereka sendiri sehingga tidak terdampak banyak oleh gangguan sistem global tersebut.

Gangguan ini diketahui berasal dari salah satu sistem Crowdstrikes yang membuat perangkat masuk dalam loop boot pemulihan sehingga sistem tidak berjalan lancar dan menyebabkan BSOD. Sebagai informasi saja, Crowdstrike merupakan perusahaan keamanan siber asal Amerika Serikat (AS) yang didirikan pada 2011 dan berbasis di Austin, Texas. 

Jika disambungkan dengan kondisi AS-China saat ini, kedua negara ini sama-sama sedang berseteru dan membatasi penggunaan produk dan sistem operasi masing-masing. Apalagi soal sistem keamanan siber, dimana keduanya saling menuduh kalau masing-masing negara melakukan ‘mata-mata’ lewat platform keamanan siber mereka.

populerRelated Article