Daftar Startup Indonesia yang Hadapi Gelombang PHK Massal
Uzone.id - Masa bulan madu bagi para perusahaan rintisan di Indonesia mungkin sudah habis. Indikasi ini setidaknya bisa terlihat dari beberapa startup tanah air yang mulai melakukan pengurangan karyawan alias PHK.
Setidaknya selama setahun terakhir ada beberapa startup di indonesia yang melakukan PHK. Bahkan beberapa diantaranya sempat tersandung masalah soal hak karyawan.Berikut kami coba rangkumkan beberapa startup di Indonesia yang menghadapi gelombang PHK massal, seperti dikutip dari berbagai sumber, Senin (30/5/2022).
Baca juga: Mengenal Bubble Brust di Dunia Startup
UangTeman (Desember 2021)
Startup di bidang fintech ini diguncang PHK massal dan bahkan dituntut oleh mantan karyawannya karena tidak membayar tunggakan gaji, pajak, serta iuran BPJS.
Fabelio (Desember 2021)
Perusahaan rintisan bergerak di bidang furniture ini konon memaksa karyawannya mengundurkan diri untuk mendapatkan haknya secara penuh.
TaniHub (Februari 2022)
Startup pertanian ini melakukan PHK massal setelah dua gerainya di Bandung dan Bali ditutup.
Menurut pihak TaniHub, langkah PHK dilakukan karena startup ini menghentikan kegiatan Business to Consumer (B2C) dan fokus meningkatkan pertumbuhan Business to Business (B2B).
Baca juga: Tentang Startup Lokal PHK Karyawan di Tengah Pemulihan Ekonomi
Zenius (Mei 2022)
Startup di bidang edu-tech ini melakukan PHK terhadap 200 karyawan, dengan alasan perubahan model bisnis dan dampak ekonomi.
Jd.id (Mei 2022)
Layanan belanja daring atau e-commerce JD.ID mengambil langkah pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawan.
Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu improvisasi agar perusahaan dapat terus beradaptasi dan selaras dengan dinamika pasar dan tren industri di Indonesia.
LinkAja (Mei 2022)
Startup hasil konsorsium sejumlah BUMN itu juga sudah melakukan PHK massal terhadap ratusan karyawan. Model bisnis yang berubah membuat startup tersebut harus melakukan reorganisasi karyawan.