Daihatsu Boncos Rp10,9 Triliun Akibat Skandal Uji Tabrak
Uzone.id - Skandal uji tabrak yang melibatkan Daihatsu membuat pabrikan Jepang tersebut boncos, akibat produksi dan distribusi produknya harus dihentikan sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Daihatsu diperkirakan mengalami kerugian mencapai 100 miliar Yen atau sekiar Rp10,9 triliun akibat penutupan pabrik serta pemberian kompensasi finansial kepada para pemasok, seperti dikutip dari Nikkei Asia.Saat ini, Kementerian Transportasi Jepang sedang menginvestigasi dan telah mengarahkan Daihatsu untuk menghentikan pengiriman sampai keamanan kendaraannya dapat diverifikasi.
Diperkirakan proses ini berlangsung setidaknya hingga akhir Januari 2024 dan berdampak pada sekitar 9.000 karyawan yang bertanggung jawab atas produksi di Jepang.
Daihatsu melaporkan laba operasional sebesar 141,8 miliar yen dan laba bersih 102,2 miliar yen pada tahun fiskal 2022.
Jika dampak dari skandal ini mendorong laba ke zona merah, maka itu akan menandai kerugian Daihatsu untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir.
Selain hilangnya penjualan domestik, Daihatsu juga akan melakukan negosiasi dengan pemasok mengenai kompensasi atas hilangnya pendapatan. Hal ini diperkirakan akan memakan biaya besar.
Daihatsu dan Toyota bakal memberikan kompensasi kepada 423 pemasok yang berhubungan langsung dengan produk-produk di Jepang terkait skandal keselamatan.
Sementara untuk di Indonesia sendiri, walaupun kegiatan produksi kembali normal, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (kemendag) meminta klarifikasi kepada PT Astra Daihatsu Motor (ADM) terkait dugaan skandal uji keselamatan kendaraan merek Daihatsu.
Saat ini, Kemendag masih menunggu hasil uji samping yang akan dilakukan Kementerian Perhubungan. Meski demikian, pihak ADM mengklaim produk yang terlibat dalam skandal uji keselamatan tersebut berbeda dengan yang dipasarkan di Indonesia.
Dugaan skandal uji keselamatan ini berasal dari hasil tes keselamatan untuk pengajuan izin pada pertengahan 2023. Daihatsu Jepang mengakui telah memanupulasi sekitar 88.000 data dalam tes tersebut, kususnya soal keamanan pintu bagian depan.
Tim independen telah membuka hasil investigasinya dan ditemukan kejanggalan baru pada 174 item dalam 25 kategori pengujian. Jumlah model mobil yang terlibat dalam skandal ini sekarang mencapai 64, termasuk 22 model yang dijual Toyota.