Dari Lebam Menjadi Leukemia, Kok Bisa?
Vonis leukemia yang menimpa Shakira Aurum (5), putri Denada dan Jerry Aurum, mengejutkan. Dengan berlinang air mata Denada menceritakan, leukemia yang diidap putrinya berawal dari lebam di beberapa bagian tubuh.
Dari lebam, kok bisa berubah menjadi leukemia? Berkaca kepada kasus ini, para ibu diimbau untuk tidak menyepelekan perubahan sekecil apa pun di tubuh buah hati.Tidak Mengenal Stadium
Spesialis anak dari Poliklinik Advance RSIA Bunda Jakarta, dr. Abdullah Reza, SpA, menjelaskan leukemia atau kanker darah bermula dari pembelahan sel darah. Pabrik sel darah berbasis di sumsum tulang. Satu sel darah membelah menjadi sel darah merah, putih (leukosit), dan trombosit. Saat sel membelah, sangat mungkin terjadi kerusakan genetik yang disebabkan sejumlah faktor misalnya polutan yang terhirup, virus, atau gangguan genetik.
“Gangguan ini menyebabkan sel darah ganas dan disebut leukemia. Leukemia tidak mengenal stadium, ia keganasan dalam bentuk cair. Tidak seperti kanker lain yang bentuknya sel padat dan bisa diraba. Di sinilah bahayanya leukemia. Karena cair, ia mudah menginfiltrasi ke organ lain bahkan ke seluruh organ,” terang Abdullah kepada Bintang, pekan lalu.
Terkait lebam, Abdullah menjelaskan dengan ilustrasi. Ibarat membendung aliran sungai, kita perlu membuat tanggul. Untuk membuat tanggul dibutuhkan setidaknya semen, pasir, dan batu bata. Trombosit bagai batu bata tubuh kita. Sel leukemia yang merajalela di dalam tubuh menghancurkan trombosit dan memicu terjadinya perdarahan. Akibatnya, badan tampak lebam. Setelah itu, sel preman ini menyasar organ tubuh yang dikenal kaya akan darah seperti limfa dan hati.
Lebam, kata Abdullah, bukan gejala tunggal kanker darah. “Gejala lain yakni kurus, tidak nafsu makan, nyeri tulang, dan demam lebih dari dua minggu bahkan ada pasien yang demam lebih dari dua bulan. Penyebabnya, sel kanker merangsang terjadinya peradangan di beberapa organ. Tak hanya trombosit yang dilahap sel leukemia. Leukosit dan sel darah merah juga dimangsa. Kalau sel darah merah dilahap, hemoglobin anjlok. Pasien menjadi pucat,” ia memaparkan.
(wyn / gur)