Daya Saing Talenta Indonesia Naik Berkat Digitalisasi Sektor Edukasi
Uzone.id – Sektor edukasi Indonesia dalam hal prestasi akademik memang masih menjadi tantangan berat, apalagi pasca pandemi. Kendati begitu, daya saing talenta Indonesia mengalami peningkatan berkat teknologi digital yang sudah diadopsi untuk sektor edukasi.
Mengacu pada Programme for International Student Assessment (PISA) selama tahun 2022, skor PISA secara global menurun, termasuk Indonesia sendiri. Pandemi Covid-19 menjadi salah satu pemicu besar dari penurunan skor ini yang mempengaruhi kemampuan pelajar di bidang literasi, numerasi, dan sains.Jika dibandingkan dengan negara-negara yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), pelajar-pelajar Indonesia skornya masih di bawah skor rata-rata mereka.
Secara rinci, hasil PISA 2022 yang diikuti oleh sekitar 690 ribu pelajar itu memaparkan bahwa antara tahun 2018 dan 2022, rata-rata skor di 35 negara OECD turun hampir 15 poin untuk skor Matematika, 10 poin untuk skor membaca, sedangkan sains tidak ada perubahan signifikan, malah cenderung stabil di banyak negara.
Di sisi lain, dari keterangan yang dirilis Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud) menunjukkan peringkat hasil belajar literasi Indonesia naik 5 sampai 6 posisi dibanding PISA 2018. Peningkatan ini merupakan capaian paling tinggi secara peringkat (persentil) sepanjang sejarah Indonesia mengikuti PISA.
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim belum lama ini mengatakan, peningkatan peringkat ini menunjukkan ketangguhan sistem pendidikan Indonesia dalam mengatasi hilangnya pembelajaran (learning loss) akibat pandemi.
“Untuk literasi membaca, peringkat Indonesia di PISA 2022 naik 5 posisi dibanding sebelumnya. Untuk literasi matematika, peringkat Indonesia di PISA 2022 juga naik 5 posisi, sedangkan untuk literasi sains naik 6 posisi,” jelas Nadiem pada 5 Desember kemarin.
Peningkatan posisi Indonesia pada PISA 2022 juga mengindikasikan resiliensi yang baik dalam menghadapi pandemi Covid-19. Skor literasi membaca internasional di PISA 2022 rata-rata turun 18 poin, sedangkan skor Indonesia mengalami penurunan sebesar 12 poin, yang merupakan penurunan dengan kategori rendah dibandingkan negara-negara lain.
Direktur Pendidikan dan Keterampilan OECD Andreas Schleicher memuji ketangguhan sistem pendidikan Indonesia, terutama saat masa pandemi. Beberapa tahun terakhir ini menurutnya merupakan masa yang sangat sulit. Namun, peserta didik Indonesia secara umum berhasil mempertahankan kualitas hasil pembelajaran dalam nilai PISA mereka.
“Kami sampaikan selamat kepada Indonesia yang telah berhasil menjaga kualitas hasil pembelajaran. Hasil PISA ini juga menunjukkan bahwa para guru di Indonesia memberi dukungan yang baik para murid selama pandemi,” ucapnya bangga.
Tak hanya itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang disorot di laporan INSEAD dalam Global Talent Competitiveness Index (GTCI) 2023 bertajuk ‘What a difference ten years make - and what to expect for the next decade’.
Laporan INSEAD yang berkolaborasi dengan Descartes Institute for the Future dan Human Capital Leadership Institute ini melibatkan 134 negara di seluruh dunia dengan tujuan mengukur bagaimana negara dan kota mengembangkan, menarik, dan mempertahankan sumber daya manusia, alias talenta.
Sepanjang tahun 2023, tiga negara seperti Swiss, Singapura, dan Amerika Serikat berhasil mempertahankan posisi mereka di peringkat tiga teratas sebagai negara dengan talenta paling berdaya saing di dunia.
Sedangkan jika melihat Top 10 bahkan Top 25, daftar ini masih didominasi oleh negara-negara Eropa, seperti Denmark, Belanda, Finlandia, Norwegia, Swedia, Inggris. Ada juga beberapa negara di luar Eropa seperti Australia, Kanada, Selandia Baru, Uni Emirat Arab, dan Korea Selatan yang masuk daftar ini.
Menariknya, jika berkaca pada satu dekade terakhir, ada beberapa negara berkembang yang diakui mengalami kemajuan terbaik. Beberapa di antaranya adalah China yang dicap sebagai penggerak talenta (talent mover) menjadi juara talenta (talent champion), Indonesia sebagai salah satu negara dengan kemajuan terbesar dalam daya saing talenta, hingga Meksiko yang dulunya dianggap lambat mengembangkan talenta menjadi penggerak talenta.
‘Intervensi’ pemerintah dalam digitalisasi edukasi Indonesia
Dapat dikatakan beberapa tahun belakangan ini, pemerintah Indonesia bergerak untuk memulai perjalanan transformatif dalam mengatasi tantangan dalam lanskap pendidikan tanah air.
Kita tahu bahwa pada 2019, Kemendikbudristek menggencarkan kebijakan Merdeka Belajar yang mendorong perubahan sistematis dalam edukasi Indonesia dan memperkenalkan Kurikulum Merdeka.
Masih mengacu kepada negara-negara OECD, penerapan teknologi memang berpengaruh besar dalam meningkatkan efektivitas pendidikan.
Pemerintah kemudian merencanakan anggaran belanja produk TIK sebesar Rp17 triliun untuk sektor pendidikan hingga akhir 2023. Dengan menggabungkan kemajuan teknologi dan platform digital, diharapkan dapat menciptakan peluang besar untuk mempercepat efektivitas dan jangkauan inisiatif reformasi pendidikan yang akan menjadikan lanskap pendidikan lebih inklusif dan efisien.
Selain perangkat, Kemendikbudristek juga mengembangkan sejumlah platform yang juga bertujuan meningkatkan efektivitas pembelajaran sekaligus solusi digital, berikut daftarnya:
Platform Merdeka Mengajar (PMM): solusi pemberdayaan dan peningkatan kompetensi terpadu bagi guru. Aplikasi PMM hadir untuk sistem operasi Android berukuran 6 MB dan dapat bekerja dengan bandwidth terbatas, bahkan di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). Per September tahun ini, penggunanya mencapai 2,3 juta user.
Rapor Pendidikan: layanan yang dapat menampilkan hasil capaian sekolah dalam bentuk indikator pembelajaran utama, beserta analisis akar permasalahan, perencanaan sekolah, dan rekomendasi pembenahan.
ARKAS: layanan yang menawarkan proses penganggaran, perencanaan, dan pelaporan dana pemerintah yang efisien.
SIPLah: platform pengadaan yang menghubungkan sekolah dengan berbagai mitra untuk meningkatkan jangkauan dan memperluas pilihan produk.
Sejauh ini, deretan layanan dan platform digital tersebut menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam meningkatkan pemberdayaan guru dan memperbaiki lingkungan pendidikan.
Dari hasil riset Oliver Wyman, Indonesia dipercaya berada pada titik awal yang baik dan menuju ke arah yang benar karena telah mengadopsi teknologi sebagai akselerator untuk meluncurkan reformasi pendidikan nasional.
Kemendikbudristek dianggap telah menjalankan langkah taktis dalam berkolaborasi dengan tim teknologi untuk melaksanakan rencana tersebut guna menghasilkan dampak yang lebih dari sekadar menyediakan instrumen yang diperlukan untuk implementasi strategi.
Secara jangka panjang, inisiatif-inisiatif awal yang dirintis Indonesia diharapkan membuahkan hasil yang membawa perubahan.