Dear Netizen +62, Semoga Fitur Facebook Ini Bisa Kurangi Penyebaran Hoaks
Foto ilustrasi: Souvik Banerjee/Unsplash
Uzone.id -- Media sosial dan penyebaran hoaks memiliki ‘ikatan erat’, sebab para netizen kerap membagikan informasi sesat di dalam platform populer seperti Facebook dan lain-lain. Kini, Facebook menyediakan fitur yang seharusnya berguna bagi netizen, khususnya di Indonesia yang terbiasa asal sebar konten tanpa membacanya dulu.Facebook memperkenalkan fitur baru yang bertujuan untuk membantu tiap pengguna lebih mengerti tentang isi konten yang akan dibagikan. Jejaring sosial ini akan mengeluarkan semacam pengingat ketika kita mengklik tombol ‘share’.
Pengingat ini muncul hanya ketika Facebook mendeteksi pengguna yang akan membagikan artikel berita yang belum dibuka dan dibaca sama sekali. Fitur ini akan memberi saran agar membuka tautannya terlebih dahulu dan membacanya sebelum membagikan ke linimasa atau melalui direct message.
Baca juga: 'Rahasia Dapur' di Balik Tag Video Porno di Facebook
Pada dasarnya, pengingat ini memperingatkan pengguna tentang risiko dari kehilangan fakta-fakta penting jika lebih memilih untuk langsung membagikan konten tanpa membacanya terlebih dahulu.
“Mulai hari ini, kami menguji coba cara untuk mempromosikan pengguna agar lebih sadar dalam membagikan artikel berita. Jika pengguna hendak membagikan link [tautan] berita tanpa dibuka, kami akan memberi peringatan yang mendorong kalian agar membuka dan membacanya terlebih dahulu sebelum membagikan ke orang lain,” cuit akun Twitter resmi Facebook Newsroom, @fbnewsroom.
Starting today, we’re testing a way to promote more informed sharing of news articles. If you go to share a news article link you haven’t opened, we’ll show a prompt encouraging you to open it and read it, before sharing it with others. pic.twitter.com/brlMnlg6Qg
— Facebook Newsroom (@fbnewsroom) May 10, 2021
Baca juga: WhatsApp Batalkan Batas Waktu 15 Mei Terkait Kebijakan Privasi
Penyebaran hoaks di Indonesia memang banyak bersumber dari media sosial populer seperti Facebook, Twitter, dan lain-lain. Dengan adanya fitur ini, semoga netizen di Indonesia dapat lebih sadar tentang pentingnya mengetahui konteks terlebih dahulu, didorong untuk berpikir kritis dalam menyaring informasi dan fakta, sebelum menyebarkannya.
Langkah ini tentu saja sebagai upaya memutus rantai penyebaran hoaks di jagat online dan semoga berguna bagi warga internet di Indonesia.
Sebelumnya, langkah serupa juga dilakukan oleh Twitter pada Maret lalu. Media sosial mikroblog itu juga memberikan peringatan berupa pengingat agar membaca artikel berita terlebih dahulu sebelum memencet tombol retweet.