Home
/
Entertainment

Di Balik Kematian Manajer JKT48

Di Balik Kematian Manajer JKT48
Chairul Akhmad23 March 2017
Bagikan :

Tragedi menimpa girl band JKT48. Kelompok vokalis perempuan ini ditinggal manajer mereka, Inao Jiro, yang meninggal dunia dalam kondisi tergantung di kamar mandi. Polisi masih menelusuri penyebab kematian warga negara Jepang itu.

Suasana muram menyaputi rumah yang terletak di Perumahan River Park Blok GE 4 No 3 Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Tangerang Selatan, Rabu 22 Maret 2017. Rumah ini ditempati oleh Inao Jiro, manajer JKT48.

Inao meninggal dunia sehari sebelumnya, diduga karena bunuh diri. Ia ditemukan tewas dalam kondisi tergantung di kamar mandi yang terletak di kamar tidurnya.

Pelayat, baik dari anggota JKT48 maupun pesohor lainnya tampak hadir, berbagi duka dan belasungkawa. Anggota JKT48 yang tampak hadir adalah Melody, Haruka (graduate), Nabila, Veranda, Ayana, dan Kinal. Vokalis grup band Rif, Restu Triandy atau Andy Rif juga ikut melayat. Mereka memberikan penghormatan terakhir kepada lelaki asal Jepang itu.

Jenazah Jiro dikembalikan ke rumah duka Selasa malam, dan rencananya dikuburkan setelah kedatangan keluarganya dari Jepang. "Dia (Andy Rif) memang warga sini, tetangga korban," ujar salah satu petugas keamanan yang sedang berjaga di sekitar rumah korban kepada Republika.co.id.

Jiro ditemukan tewas oleh asisten rumahnya tangganya dalam kondisi tergantung di kamar mandi. Lelaki 48 itu sempat dilarikan ke RS Primer Bintaro, namun kondisinya sudah tak bernyawa. Pria Jepang ini meninggalkan istri dan satu anak.

Kematian Inao Jiro dengan cara gantung diri masih diselidiki polisi. Kepala Kepolisian Resor Tangerang Selatan Ajun Komisaris Besar Ayi Supardan mengatakan, polisi masih mendalami motif bunuh diri yang dilakukan Inao.

"Motifnya masih kami dalami, sementara keluarga saat dimintai keterangan masih terlihat syok," kata Ayi Supardan di kantornya seperti dilaporkan Suara.com.

Sebelumnya, polisi menduga motif bunuh diri Inao karena tekanan pekerjaan. Namun Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Tangerang Selatan Ajun Komisaris Alexander mengatakan, pihaknya masih terus mengumpulkan keterangan dari saksi. Hal ini untuk mengetahui secara pasti motif peristiwa tersebut.

Belum ada keterangan lebih lanjut di balik alasan Inao Jiro mengakhiri hidupnya. Kematian Inao menyisakan duka mendalam, terutama pada keluarga, JKT48 dan penggemar kelompok vokal itu.

Kematian Inao menjadi salah satu sosok paling dibicarakan pada Rabu (22/3). Kata 'Jiro-san' yang berarti Tuan Jiro masuk dalam jajaran trending topic Twitter Indonesia. Sebagaimana dilansir Tabloidbintang.com, netizen kompak mengucapkan belasungkawa kepada keluarga besar JKT48.

"Istirahat dengan tenang Jiro-san. Suara anda di tiap pengumuman akan selalu dirindukan. RIP," ujar netizen.

"Rest in Peace Jiro-san. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan," tambah netizen lain.

"tanpa Jiro-San. @officialJKT48 gk bakalan jdi idol grup yg bisa bertahan sampai 5 tahun ini. sadar lah kalian," tulis netizen lainnya.

Sosok Inao Jiro sudah cukup dikenal oleh fans JKT48. Ia kerap hadir dalam berbagai acara JKT48 dan menjadi perwakilan manajemen saat memberikan pengumuman kepada fans.

Preview

Otopsi
Kepolisian daerah Tangerang Selatan hingga kini masih menyelidiki penyebab kematian Inao Jiro. Kabagpenum Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan, penyidik ingin melakukan autopsi jenazah untuk mencari penyebab kematian manager JKT48 itu. Namun, pihak keluarga keberatan dan memilih untuk tidak mengautopsi laki-laki berkewarganegaraan Jepang itu.

"Atas permintaan keluarga, jenazah Inao Jiro tidak diautopsi," kata Martinus di Mabes Polri, Jakarta Selatan, kemarin, seperti dilaporkan Republika.co.id.

Martinus mengaku belum mengetahui alasan pihak keluarga Jiro menolak melakukan autopsi. Padahal otopsi diperlukan untuk mengetahui penyebab kematian seseorang secara pasti.

"Tapi kalau keterangan dari dokter yang meriksa dari Bintaro, dokter yang memeriksa, ini ciri-ciri orang yang bunuh diri. Tapi penyebabnya apa, itu belum diketahui," kata Martinus.

Mengapa bunuh diri? Ini juga yang masih jadi pekerjaan rumah (PR) polisi. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pondok Aren, Kompol Indra Ranudikarta, membantah kabar yang mengatakan korban meninggal karena beban kerja. “Tidak ada itu. Masih kita dalami motifnya,” tegasnya menepis sejumlah isu beredar terkait penyebab Inao mengakhiri hidupnya.

Keluarga korban juga masih terpukul dengan peristiwa ini. Karenanya, polisi juga belum dapat meminta keterangan dari mereka. Hal ini ditegaskan oleh Kepala Satuan Reserse dan Kriminal (Kasatkeskrim) Polres Tangerang Selatan, AKP A Alexander.

Menurut Alexander, belum ada temuan baru mengenai motif dari kasus ini. “Belum terverifikasi motifnya. Keluarga masih syok semua, jadi belum bisa diambil keterangan,” ujarnya.

Alexander juga meralat pemberitaan yang menyebut keluarga korban tidak mengizinkan otopsi. Ia mengatakan pihak rumah sakit sudah melakukan tindakan otopsi kepada korban. Dari autopsi tersebut, ditemukan penyebab kematian adalah karena ada tekanan di leher. “Penyebab kematian karena tekanan di leher yang merupakan peristiwa bunuh diri.”

Hari terakhir Inao
Inao terakhir terlihat menjemput anaknya pukul 15.00 WIB, Selasa 21 Maret 2017. Anak Inao sempat memanggil di rumah, tetapi tidak ada jawaban. Pukul 17.00 WIB, istri korban Reny Damayanti (34) juga memanggil korban setelah pulang kerja, namun tidak ada respons.

Kemudian, Reny memanggil pembantu rumah tangganya, Suryati (27), untuk melihat korban dari jendela. Suryati melihat korban sudah menggantung dengan seutas tali di dalam kamar mandi.

Sejam kemudian, Reny memanggil petugas keamanan setempat, Mamad (30). Mereka berusaha mendobrak pintu kamar korban. Setelah pintu terbuka, Reny dan Mamad berusaha memotong kain yang dipakai korban untuk menggantung dirinya.

Setengah jam berlalu, Reny dan dua orang petugas keamanan lain membawa korban ke Rumah Sakit (RS) Primer Bintaro dengan mobil pribadi milik warga. Namun korban tidak tertolong dan meninggal.

Kepergian Inao Jiro berimbas pada kegiatan JKT48. Sejumlah konser maupun kegiatan lain grup ini dihentikan untuk sementara waktu. Melalui situs resminya, JKT48 mengeluarkan maklumat:

Terima kasih selalu atas dukungannya untuk JKT48.

Oleh karena alasan internal JKT48, maka seluruh kegiatan operasional teater termasuk booth merchandise akan diberhentikan sementara mulai dari Rabu, 22 Maret 2017 sampai dengan hari Sabtu, 25 Maret 2017.

Untuk tiket yang telah dibeli dengan JKT48 Point, maka akan dikembalikan dalam bentuk JKT48 Point. Untuk tiket yang telah dibeli dengan uang tunai maka akan dikembalikan dalam bentuk uang tunai. Detail mengenai mekanisme pengembalian akan kami informasikan lebih lanjut.

Mohon maaf atas ketidaknyamanan ini, kami mohon pengertiannya.

Preview

Sumber: Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal FKUI/RSCM

Fenomena bunuh diri
Berdasarkan temuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Asia Tenggara menyumbang 39 persen dari seluruh kasus bunuh diri di dunia. Di Indonesia, bunuh diri dengan cara minum racun dan gantung diri merupakan kasus tertinggi. Setiap tahun, tercatat 800 ribu orang meninggal karena bunuh diri.

"Setiap satu orang meninggal bunuh diri, muncul lebih dari 20 percobaan bunuh diri lainnya,” kata Priska Primastuti, konsultan kesehatan jiwa WHO Perwakilan Indonesia kepada CNNIndonesia.com.

Data terbaru WHO mencatat bahwa setiap 40 detik, satu orang yang meninggal karena bunuh diri. Rasionya yaitu 11,4 per 100 ribu populasi. Sementara untuk di Indonesia berdasarkan data WHO tahun 2012, angka bunuh diri mencapai 4,3 per 100 ribu populasi.

Kasus bunuh diri yang menyedot perhatian publik lainnya adalah gantung diri ‘live’ di Facebook yang dilakukan Pahinggar Indrawan. Pria yang berprofesi sebagai sopir taksi online itu memilih gantung diri ketika ditinggal sang istri, DF.

Kisah Indra, warga Jalan Kemenyan Nomor 5, RT 8 RW 5, Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan, menyeruak karena sang pelaku ‘siaran langsung’ detik-detik prosesi gantung diri yang dilakukannya, Jumat 17 Maret 2017 lalu. Sebelum menjerat leher dengan tali, Indra sempat ‘curhat’ tentang istrinya.

Markas Besar Kepolisian RI mencatat ada 981 kasus mati bunuh diri pada 2012, dan 921 kasus pada 2013. Rasionya berkisar 0,4 hingga 0,5 kasus per 100 ribu populasi, jauh di bawah rasio yang diperkirakan WHO pada 2012, yaitu 4,3 per 100 ribu populasi.

Berdasarkan data yang dihimpun Mabes Polri dari Kepolisian Daerah di seluruh Indonesia, kasus bunuh diri paling banyak dilaporkan oleh Polda Jawa Tengah, yaitu sebanyak 160 kasus. Menyusul di belakangnya yaitu Polda Jawa Timur sebanyak 84 kasus, Polda Metro Jaya 55 kasus, Polda Bali 39 kasus, dan Polda Jawa Barat 27 kasus.

Albert Maramis dari Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia menilai kampanye pencegahan bunuh diri perlu dipikirkan secara matang. Pemerintah diminta tidak gegabah dengan menyampaikan kampanye dengan pola sama seperti pada kasus narkotik.

Menurutnya, kampanye yang seharusnya dilakukan pemerintah untuk mencegah bunuh diri adalah kampanye dengan bentuk menawarkan bantuan, misalnya dengan adanya hotline bantuan konsultasi.

“Jadi mereka tahu harus ke mana ketika dirundung masalah besar. Intinya adalah adanya uluran tangan untuk membantu mereka,” kata Albert kepada CNNIndonesia.com.

Hotline juga mengajari masyarakat untuk terbiasa berkonsultasi kepada para ahli. Hal itu penting karena sebagian besar orang yang berniat bunuh diri lebih memilih diam dan memendam masalahnya sendiri.

populerRelated Article