Di Indonesia, Banyak Orang di Bawah 70 Tahun Meninggal karena Penyakit Jantung
Uzone.id – Saat bicara tentang penyakit jantung, kamu mungkin langsung berpikir bahwa penyakit ini identik dengan orang tua. Padahal kenyataannya sekarang, kondisi ini sering terjadi pada orang muda, khususnya di Indonesia.
“Banyak orang di bawah usia 70 tahun meninggal karena penyakit jantung,” ujar dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA, Kepala Sub Direktorat Penyakit Paru Kronik dan Gangguan Imunologi, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.Baca: Olahraga Berlebihan Justru Bikin Depresi?
“Padahal ketika saya masih kecil, penyakit jantung itu penyakitnya nenek-nenek dan kakek-kakek. Kalau sekarang tidak lagi. Sudah banyak anak muda yang menderita penyakit jantung,” ujar Theresia lebih lanjut dalam konferensi pers di Jakarta Selatan, Selasa (14/8/2018).
Usia penderita peyakit jantung paling muda, yaitu 30-40 tahun. Mengenai angka pastinya, Theresia mengatakan untuk menunggu hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terbaru. Yang jelas, usianya lebih muda dan jumlahnya lebih banyak.
Menurut Theresia, salah satu faktor yang menyebabkan hal ini terjadi yaitu lantaran kebiasaan yang tidak sehat.
Baca: 5 Makanan untuk Bantu Mengecilkan Perut yang Kelebihan Lemak
”Berdasarkan penelitian, 80 persen penyebab dari penyakit tidak menular itu adalah kebiasaan buruk yang tidak sehat,” ujar Theresia.
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. PTM menyebabkan 71 persen dari total kematian.
Persentasenya secara detail, yaitu penyakit jantung (37 persen), kanker (13 persen), penyakit pernapasan kronik (5 persen), diabetes (6 persen), dan lainnya (10 persen).
Baca: Ingin Berat Badan Turun? Makanlah Makanan yang Sehat, Bukan yang Enak
Agar kaum muda terhindar dari risiko penyakit jantung, Theresia mengimbau untuk menerapkan pola hidup sehat sedini mungkin.
Pihak pemerintah juga sudah mengupayakan beberapa hal, seperti mengharuskan semua daerah menggelar car free day agar orang-orang bergerak.
“Kedua, pemerintah menyediakan tempat jalan kaki supaya orang mau jalan kaki. Sekarang di Jakarta ada ganjil genap. Otomatis orang pakai angkutan umum lalu punya keinginan untuk jalan kaki setidaknya,” kata Theresia.