icon-category Technology

Dianggap Mata-Mata Cina, Huawei Diblokir di Beberapa Negara

  • 23 Dec 2018 WIB
Bagikan :

Suatu negara biasanya akan berhati-hati dengan ancaman yang akan merusak stabilitas atau eksistensi negara tersebut maka itu berbagai sistem keamanan dibentuk. Tentara, polisi, badan intelejen dibentuk dan dikerahkan untuk mengatasi ancaman-ancama yang datang dari dalam maupun dari luar.

Sedangkan di era digital seperti sekarang ini, keamanan yang dijaga tidak hanya dari ancaman fisik melainkan juga ancaman digital. Semua sisteem keamanan negara yang berpusat di dunia digital dijaga ketat untuk mencegah serangan dari pihak yang ingin mengganggu negara tersebut. 

Perang digital memang lebih berbahaya kini ketimbang ancaman fisik, melumpuhkan sistem digital suatu negara dapat berakibat fatal bagi negara tersebut maka tidak heran negara-negara kini berlomba-lomba membuat sistem digital yang sulit ditembus oleh pihak manapun.

AS dan Cina saat ini sedang bertarung untuk memperebutkan pengaruh global. Bisakah AS tetap menjadi negara adidaya pemimpin dunia atau Cina berhasil menyejajarkan diri dengan AS? Melihat hal tersebut, menjadi wajar jika keduanya memiliki sentimen masing-masing.

Teknologi, uang, dan kekuatan militer yang berhasil keluar dari batas masing-masing negara adalah kunci kemenangan dalam pertarungan AS dan Cina. Melalui Huawei, Cina unggul dalam teknologi. Oleh sebab itu, AS kerap mengaitkan Huawei dengan sentimen negatif.

Baca juga: 5 Cara Mengubah Font WhatsApp Agar Tampilannya Nggak Monoton

Huawei dicurigai sebagai mata-mata oleh AS via https://www.medcom.id

Vox melaporkan bahwa pada tahun 2014 AS memblokir Huawei dari tender terkait jaringan telekomunikasi. Agustus 2014, AS kembali melarang Huawei dengan membuat aturan khusus pelarangan penggunaan infrastruktur Huawei oleh pemerintah dan kontraktor.

Tidak sampai di situ, AS melarang anggota militernya menggunakan handphone dengan merek Huawei. AT&T, salah satu provider besar di AS, Agustus 2018 lalu juga memutus kerja sama penjualan handphone Huawei di AS.

Masih upaya pelarangan Huawei, pada November 2018 Federal Communication Commissions (FCC), komisi pengatur telekomunikasi AS, memberi usulan agar perusahaan-perusahaan AS tidak menggunakan dana dari Universal Service Fund untuk membeli perlengkapan telekomunikasi dari Cina, terutama Huawei.

Berbagai macam bentuk pelarangan Huawei ini salah satunya dilandaskan pada kecurigaan AS pada Huawei bahwa perusahaan ini memiliki hubungan istimewa dengan Pemerintah Cina. Sehingga AS pun khawatir Cina menggunakan Huawei sebagai mata-mata.

Sepanjang tuduhan mata-mata tersebut, pihak Huawei pun secara konsisten membantah bahwa mereka menjalin hubungan dengan pemerintah Cina. Mereka pun mempertahankan sikap sebagai perusahaan swasta yang tidak memiliki urusan dengan negara.

Baca juga: 6 Game Memasak di Android Ini Bikin Kamu Berasa Jadi Chef Profesional

Akibat tuduhan AS, Huawei diblokir di beberapa negara via https://www.medcom.id

Tidak sedikit pula analis industri percaya akan anggapan ini. Ren Zhengfei, . pendiri Huawei, dipercaya sebagai direktur Akademi Teknik Informasi Pembebasan Rakyat (PLA), organisasi yang diyakini terkait dengan 3PLA, divisi intelijen sinyal Cina, yang memiliki koneksi militer.

Akibat kencangnya anggapan tersebut, beberapa negara pun terpengaruh. MisalAustralia dan Selandia Baru yang kini memblokir Huawei untuk membangun jaringan 5G. Negara sekutu seperti Kanada, Inggris, dan Jerman, belum memberikan sikap pada Huawei.

 

Huawei pun terus membantah tuduhan tersebut. Bahkan pihaknya pernah mengirimkan surat terbuka dalam menanggapi tuduhan miring “Huawei merupakan institusi komersial normal, tidak lebih.” tulisnya. 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini