Di Balik Scroll Twitter yang Dibatasi, Ada Tunggakan Tagihan Google?
Uzone.id – Entah dari mana ide ‘View Limit’ yang diumumkan Elon Musk itu muncul, tapi membatasi pengguna untuk melihat tweet setiap hari memang tidak terduga dan ‘sedikit’ keterlaluan.
Sebenarnya, pembatasan ini sudah dilakukan Elon Musk untuk fitur lain di Twitter. Sebelumnya, mengirim pesan di DM Twitter sudah dibatasi dari 500 pesan per hari menjadi 30 pesan per hari.Dan sekarang, melihat tweet pun dibatasi hanya 1000 tweet per hari untuk pengguna Twitter gratisan. Katanya sih untuk alasan menghindari kecanduan Twitter dan agar pengguna banyak ngobrol dengan orang lain secara langsung alih-alih scroll media sosial terus.
Tapi benarkah demikian?
Usut punya usut, ada alasan lain yang bikin Elon Musk harus membatasi aktivitas pengguna. Ia menyebut kalau pembatasan ini karena ingin mengatasi pengikisan data dan manipulasi sistem tingkat tinggi. Pengikisan data ini mengacu pada proses dimana data di satu situs ‘diekstrak’ dan ditampilkan ke situs lain.
Sementara itu, dihimpun dari Wire, beberapa sumber menghubungkan pembatasan ini dengan tindakan Twitter yang menolak untuk membayar tagihan Google Cloud.
Selain menghosting layanan server sendiri, Twitter juga mengontrak Google dan Amazon untuk melengkapi layanan lain di platform mereka.
Tapi, Juni lalu, Twitter malah menolak membayar tagihan Google Cloud ketika pembaruan kontrak terjadi. Elon Musk juga menghindari pembayaran Cloud ke Amazon Web Services sehingga Amazon menahan pembayaran iklan ke Twitter.
Melihat masalah pembayaran cloud yang tidak berjalan lancar dan cenderung dihindari Musk, tidak heran kalau saat ini Musk membatasi penggunaan layanan Twitter karena adanya ‘masalah’ di cloud server mereka.
Sementara itu, isu lain juga menyeruak dimana Twitter telah mengalami DDoS namun sengaja ditutupi oleh Elon Musk dengan kabar View Limit tersebut.
“Konyol sekali. Ternyata Twitter melakukan serangan DDoS (distributed denial-of-service) ke platform mereka sendiri,” kata seorang web developer bernama Sheldon Chang.
Serangan DDoS ini menyebabkan gangguan di layanan platform, termasuk quote retweet dan trending yang tak bisa diakses bersamaan karena permintaan yang tinggi ketika Elon Musk mengumumkan pembatasan jumlah tweet yang bisa dilihat oleh pengguna.
“Halaman feed Twitter tidak bisa diakses sepanjang pagi. Walaupun tak ada konten yang bisa dimuat tapi situs web Twitter tidak berhenti mencoba (untuk me-reload),” tambahnya.
Chang menemukan fakta kalau gangguan ini menciptakan kondisi yang tidak pernah diduga sebelumnya oleh para teknisi IT, yaitu Self-DDoS.
Hingga saat ini, konflik soal Rate Limit atau pembatasan untuk melihat tweet per hari masih ramai dibicarakan warganet.
Pengguna menyebut kalau Elon Musk justru akan kehilangan pengguna Twitter karena aktivitas yang dibatasi dan ancaman untuk pindah ke platform lain seperti Mastodon dan Truth Social.