Direktur Muda Telkom Paparkan Mindset Penting untuk Transformasi Digital
Uzone.id - Direktur Digital Business Telkom, Muhammad Fajrin Rasyid menyampaikan betapa pentingnya untuk menyiapkan mindset apabila sebuah bisnis ingin maju di era transformasi digital ini. Mengapa dan bagaimana?
Pada Webinar bertajuk “Young Business Leaders: Next Generation Leaders for Great Future Business” yang diselenggarakan pada Kamis, 18 Februari 2021, Fajrin memaparkan bahwa secara garis umum, terdapat tiga komponen dari kemajuan sebuah bisnis yaitu teknologi, people atau sumber daya manusia, dan proses.Ia meng-highlight komponen proses dalam kesempatan kali ini. “Culture adalah tantangan paling besar dalam transformasi digital” ujar Fajrin. Culture seperti apa? Fajrin membahas mengenai salah satu culture yang menopang berjalannya sebuah bisnis, yaitu Agility atau Agile Organization.
Baca juga: Kepemimpinan Yang Tepat untuk Membangun Startup
Ia berkata, “Kalau bicara soal transformasi dan era digital, perubahan terjadi begitu cepat”. Dalam pemaparannya, ia menyampaikan bahwa sebuah perusahaan harus dapat menyusun rencana dengan fleksibel, dan bukan secara sesempurna mungkin karena pergerakan tren dan kebutuhan konsumen terus berubah secara dinamis.
Rencana yang agile juga dilengkapi dengan rapid adaptation (adaptasi yang cepat), belajar kembali, dan recovery (pemulihan). Transparansi data untuk mengambil keputusan juga penting, dibanding diplomasi.
Fajrin juga menyampaikan betapa pentingnya customer focused design dalam membangun bisnis. “Sebuah produk harus bisa menjawab atau memenuhi kebutuhan customer, maka dari itu apa yang dikembangan sesuai dengan kebutuhan customer” ujarnya.
Bagaimana cara mengukur kebutuhan customer? Ia bercerita bahwa di Telkom telah diterapkan culture OKR (Objectives & Key Results). Dengan OKR, terdapat objektif besar yang diwujudkan dengan berbagai inisiatif dan aktivitas.
Baca juga: Inovasi Digital yang Hadir Saat Pandemi
“Pada tim digital (di Telkom), inisiatif yang dikembangkan dipantau secara rutin tiap minggunya. Inisiatif mana yang cukup sesuai dengan OKR, atau inisiatif mana yang perlu dievaluasi” ujar Fajrin.
Dari pemaparan tersebut, diharapkan bisnis dapat semakin berkembang karena masih banyak potensi dan ruang bagi bisnis di Indonesia pada era transformasi digital ini.
Dari data oleh Menteri Perekonomian, Pandemi COVID-19 memiliki dampak adopsi digital yang semakin cepat dan terakselerasi, 400 persen transaksi di e-commerce terjadi saat pandemi. Tren bisnis online sekarang masih belum ada apa-apanya apabila dibandingkan dengan potensi berkembangnya nanti 5 tahun kedepan.
“Siapa yang akan menikmati pertumbuhan ini? Semoga kita tidak hanya berperan menjadi market atau konsumen, namun menjadi elemen yang aktif di dalamnya” tambah Fajrin.