Ditanya Percepatan Smart City, Menkominfo: Ada Fulus, Semua Beres
-
(Foto: dok. Kominfo)
Uzone.id -- Di era digital seperti sekarang, rasanya banyak hal yang layak dijadikan serba “smart”, tak terkecuali visi pemerintah untuk ‘menyulap’ kota-kota di Indonesia menjadi smart city. Kira-kira kapan perwujudan smart city di Indonesia diterapkan di banyak kota?Komitmen menjadikan Indonesia punya banyak smart city pada dasarnya sudah ada sejak 2017. Sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika periode baru, Johnny G. Plate menanggapi tentang bagaimana cara percepatan dalam penerapan smart city di Indonesia.
“Fulus, fulus, fulus. Ada fulus, semuanya beres,” ucap Johnny saat ditemui awak media di Kementerian dan Komunikasi Informatika, Jakarta Pusat, Senin (28/10).
Baca juga: Menkominfo Baru Akui Anti Blokir Medsos, Tapi...
Aspek pendanaan baginya menjadi yang terpenting jika pemerintah ingin mewujudkan konsep smart city di kota-kota di Indonesia.
Dia melanjutkan, “perlu cari cara mekanisme pembiayaannya, apakah semuanya jadi beban APBN, dan harus ditentukan prioritasnya apa. Presiden telah mengingatkan secara khusus APBN harus fokus dan prioritas, jangan asal belanja dan tak ada hasilnya.”
Langkah konkret yang dapat dilakukan juga berupa diskusi bersama bupati dan semua pihak yang punya kepentingan dalam prioritas belanja tiap daerah. Selain itu, menurutnya juga penting untuk menentukan wilayah mana yang perlu dibangun menjadi kota pintar.
“Ada wilayah yang prioritas, ada juga yang belum. Saya setuju usaha smart city harus didukung karena itu adalah masa depan, karena di dalamnya ada e-government. Jadi semuanya harus dipastikan dulu,” tutur Johnny.
Smart city di calon ibukota baru
Ketika disinggung mengenai rencana menjadikan calon ibukota Indonesia baru di Kalimantan menjadi smart city, Johnny akan memastikan bahwa Penajem Paser Utara dan Kutai Kertanegara akan padat dengan teknologi informasi.
“Kementerian pasti memberikan dukungan bersama kementerian lain untuk memastikan konsep smart capital city di ibukota baru. Kita akan mengambil bagian agar ibukota baru betul-betul padat teknologi informasi, menjadi kota yang cerdas,” katanya.
Baca juga: 3 Contoh Penerapan 3 Smart City Berbasis IoT di Dunia
Ia kemudian menyambung, “Bupati dan Walikota tentu akan kita rangkul juga agar ibukota baru bisa padat teknologi digital, kita fasilitasi juga. Hal ini harus dibicarakan lebih lanjut, karena persoalannya bukan hanya teknologi tapi juga model-model pembiayaannya.”
Seperti yang kita ketahui, beberapa kota di Indonesia telah menerapkan konsep smart city, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Tangerang, Bogor, dan Bekasi.
Dari kajian Smart City Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tahun 2017, penerapan konsep kota pintar didorong oleh pertumbuhan penduduk di perkotaan sebesar 2,75 persen per tahun.
Sementara menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk yang tinggal di perkotaan diprediksi akan berjumlah sebesar 56,7 persen pada 2020. Jumlah ini akan meningkat menjadi 66,6 persen pada 2035.