Driver Uber Bisa 'Ngobrol' dengan Chatbot, Basisnya GPT-4o
Uzone.id - Setelah sebelumnya berupaya menghadirkan lebih banyak kendaraan listrik dalam layanannya, penyedia jasa layanan transportasi Uber kini memberikan fitur chatbot berbasis ChatGPT dari OpenAI untuk para pengemudinya. Buat apa?
Jadi, chatbot yang didukung oleh GPT-4o itu akan memberikan jawaban untuk segala pertanyaan pengemudi terkait kendaraan listrik atau EV. Fitur ini kali pertama dikenalkan Uber dalam acara Go-Get Zero di London, beberapa waktu lalu.Selain menjawab pertanyaan seputar EV, asisten AI dapat menjawab pertanyaan sederhana seperti di mana pengemudi dapat mengisi dayanya, lokasi pengemudi atau kendaraan mana yang harus dibeli. Namun tidak menutup kemungkinan, chatbot ini berpotensi menjawab pertanyaan selain kendaraan listrik di masa mendatang.
Pengemudi dapat mengakses fitur chatbot dari layar beranda aplikasi pengemudi Uber. Karena terintegrasi dengan OpenAI, fitur ini mampu melakukan percakapan melalui teks dan audio.
“Pengemudi nantinya akan dapat berbicara langsung dengan chatbot, selain mengirimkan pertanyaan berbasis teks,” ujar juru bicara Uber.
Fitur asisten dari inisiatif perusahaan untuk mengurangi emisi ini dapat dinikmati pengemudi Uber di Amerika Serikat mulai awal tahun 2025 nanti. Chatbot ini diperkirakan akan menjangkau lokasi lain seiring berjalannya waktu.
Sejalan dengan hal tersebut, CEO Uber, Dara Khosrowshahi dalam konferensi Go-Get Zero lalu mengatakan, perusahaannya terus berusaha untuk menekan pengemudi Uber agar mengadopsi kendaraan listrik dan golongan terkait demi misi Uber Green.
“Kenyataannya adalah bahwa kita hanya akan mencapai sasaran emisi nol bersih jika para pembuat kebijakan dan pelaku bisnis lain juga melakukan peran mereka,” ujar Khosrowshahi.
“Kita butuh kendaraan listrik yang lebih terjangkau, kita butuh mandat kendaraan listrik yang kuat, kita butuh insentif bagi orang-orang yang paling banyak berkendara. Kita ingin memastikan bahwa pengisi daya tersedia di setiap komunitas, bukan hanya di kalangan terkaya. jadi kita semua perlu meningkatkan upaya,” tambahnya.
Untuk di Indonesia sendiri, sayangnya, Uber terhitung resmi tak lagi beroperasi di kawasan Asia Tenggara sejak tahun 9 April 2018. Uber resmi menjual bisnisnya di Indonesia kepada Grab dan menghentikan operasional sepenuhnya karena gugur dalam persaingan yang ketat di pasar Asia Tenggara.