Elon Musk Bakal Resign dari CEO Twitter, Asalkan…
Uzone.id - Beberapa hari lalu, tepatnya Senin, (19/12), Elon Musk membuat polling di akun Twitter pribadinya terkait nasib dirinya sebagai bos platform tersebut. Ia berjanji akan mematuhi hasil dari polling tersebut.
“Saya akan mematuhi hasil polling ini,” cuitnya.Setelah kurang lebih 24 jam membuka kesempatan bagi warganet untuk memilih, sekitar 17,5 juta pengguna Twitter telah menyuarakan pilihannya.
Baca juga: Warna-Warni Centang Twitter, Dari Biru Sampai Emas, Apa Artinya?
Hasilnya, sebanyak 57,5 persen mendukung Musk untuk undur diri dari Twitter dan sebanyak 42,5 persen memintanya untuk tetap stay menjadi bos Twitter.
Should I step down as head of Twitter? I will abide by the results of this poll.
— Elon Musk (@elonmusk) December 18, 2022
Namun, sudah 2 hari setelah polling tersebut dilakukan, Musk malah menghilang dan baru muncul kembali hari ini, Rabu (21/12) sambil membawa kabar terbaru soal pengunduran dirinya.
Musk mengatakan kalau dirinya akan mengundurkan diri dengan satu syarat, kalau sudah ada penggantinya.
“Saya akan resign dari jabatan CEO setelah saya menemukan seseorang yang cukup bodoh untuk menerima pekerjaan ini,” tulisnya lewat akun @elonmusk.
I will resign as CEO as soon as I find someone foolish enough to take the job! After that, I will just run the software & servers teams.
— Elon Musk (@elonmusk) December 21, 2022
Ia juga menambahkan kalau setelah ia resign sebagai CEO, ia akan menjalankan tim software dan server di Twitter, yang menandakan kalau ia masih memiliki pengaruh kuat dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Jadi, mundur atau tidaknya Elon Musk dari tahta CEO Twitter takkan memberikan perbedaan berarti karena ia masih punya kuasa kuat untuk mengatur kebijakan dan fitur-fitur di Twitter.
Baca juga: Drama Baru Elon Musk: Blokir Jurnalis sampai Belagak Mau Mundur dari Twitter
Di bawah kepemimpinan Musk, Twitter setidaknya mengalami beberapa kali krisis, salah satunya krisis karyawan karena ia memangkas lebih dari setengah pekerja yang ada. Ia juga diketahui terus melakukan PHK dan pembubaran pada divisi-divisi yang tersisa di Twitter.
Selain itu, kehadiran fitur-fitur yang dinilai tak terlalu berguna juga membuat Musk semakin dikritik dari berbagai arah. Yang terbaru, pemblokiran akun jurnalis membuat Musk dikritik oleh salah satu pejabat PBB yaitu juru bicara Sekjen PBB Antonio Guterres, Stephane Dujarric yang ‘terganggu’ dengan pemblokiran ini.
Kemunduran Musk dari Twitter mungkin akan menjadi angin segar bagi warganet Twitter, walaupun hal ini kemungkinan takkan memberikan perubahan besar.
Bagaimana menurut kalian, Uzoners? Kira-kira siapa ya yang akan jadi pengganti Musk sebagai CEO Twitter nanti?