Elon Musk Pecat CEO Orang India, Twitter Bakal Runtuh atau Bangkrut?
Uzone.id - Elon Musk resmi jadi pemilik Twitter setelah menyelesaikan transaksi pembelian dengan nilai USD44 milar atau setara Rp690 triliun (kurs Rp15.650) pada 27 Oktober 2022.
Tak butuh waktu lama, Musk langsung memecat para petinggi Twitter, termasuk memecat Chief Executive Officer (CEO) asal India, Parag Agrawal dan Chief Financial Officer (CFO) Ned Segal.Dia melakukan itu karena ingin mengatur moderasi konten dan memprioritaskan kebebasan berbicara sehingga Donald Trump pun bisa aktif lagi di Twitter.
Berapa karyawan Twitter yang dipecat Elon Musk?
Melansir The Guardian, Elon Musk telah memecat setengah dari 7.500 karyawan Twitter pada minggu pertama bulan November. Twitter pun cuma menyisakan sekitar 3.750 karyawan.
Kemudian, Musk membuat kebijakan keras kepada karyawan yang tersisa, yakni "jam kerja panjang dengan intensitas tinggi" dan menjadi "sangat keras" atau pergi dengan pesangon tiga bulan.
Laporan menyebutkan, 75 persen memilih pesangon sehingga menyisakan kurang dari 1.000 karyawan di Twitter.
BACA JUGA: Meramal 5 Hal yang Mungkin Kejadian Kalau MU Dibeli Apple
Twitter bakal runtuh?
Dikhawatirkan para spesialis yang dipecat menimbulkan sistem yang rentan pada Twitter karena sistem rumit yang menopang microbloging ini sudah mulai rusak.
Steven Murdoch, seorang profesor teknik keamanan di Universitas Colloge London, mengatakan bahwa platform tersebut mungkin berjuang menangani "kegagalan yang rumit", melakukan pemeliharaan manual, atau mengatasi ancaman keamanan.
Menurut Steven, mengganti insinyur yang sudah pergi akan sulit. Twitter bisa merekrut insinyur baru atau menugaskan staf yang ada, namun mempercepat cara kerja sistem yang relevan bisa memakan waktu berbulan-bulan.
Mantan kepala keamanan Twitter, Peiter Zatko, memperingatkan bahwa standar keamanan informasi buruk.
Dia khawatir Twitter bisa diretas, seperti kasus serangan tahun 2017 terhadap perusahaan pelaporan kredit yang menyebarkan data 147 juta orang di Amerika Serikat.
Mungkinkah Twitter bangkut?
Elon Musk sendiri sudah memperingatkan kalau Twitter bisa bangkrut saat terjadi resesi di masa depan dengan catatan tidak adanya kenaikan pendapatan berlangganan.
Iklan telah menyumbang 90 persen pendapatan tahunan dengan nilai USD5,1 miliar. Namun, sumber pendapatan itu sangat terpukul gara-gara jeda pembayaran General Motors dan perusahaan dibalik merek Cheerios dan Lucky Charms.
Penurunan besar-besaran, menurut Musk, terjadi setelah pengambilalihan Twitter.
BACA JUGA: Yuk, Ramaikan Uzone Choice Award Tahun Ini!
Masalah keuangan juga bisa membuat Twitter bangkrut. Faktanya, Twitter telah merugi selama 10 dari 12 tahun terakhir, kemudian diperparah dengan kekacauan yang ada di internal.
Elon Musk memang punya harta yang fantastis, yakni USD178 miliar. Dia punya opsi menggunakan kekayaan pribadinya untuk menutupi kerugian Twitter.
"Meskipun itu mungkin tidak menarik atau bertanggung jawab secara fiskal, dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan dengan uangnya sendiri," tutur Drew Pascarella, dosen senior keuangan di Universitas Cornell.
Bagaimana jika iklan tidak kembali ke Twitter?
Ini akan jadi masalah serius di Twitter. Apalagi, perusahaan sudah menambahkan hutang USD13 miliar usai pengambialihan dengan biaya bunga sekitar USD1 miliar per tahun.
Twitter sebagai perusahaan terbuka juga memiliki arus kas negatif hampir USD124 juta.
Merek dari berbagai perusahaan mungkin berpikir dua kali untuk memasang iklan di Twitter. Farhad Divecha, direktur pelaksana agen pemasaran digital asal Inggris, Accuracast, mengatakan bahwa ada kekhawatiran mengenai kualitas layanan jika menaruh iklan di Twitter.
"Sebagai agensi yang menangani anggaran pengiklan, kami menghawatirkan kualitas layanan yang kami dapatkan dari dukungan iklan Twitter dan manajer akun di Twitter yang melayani akun agensi kami dan akun klien kami," kata Farhad.