Elon Musk Sesumbar PHK 5.500 Karyawan, Twitter Buka Suara
Ilustrasi foto: Souvik Banerjee rswebsols/unsplash
Uzone.id - Belum juga resmi menjabat sebagai pemilik Twitter, Bos Tesla Elon Musk sudah jadi ‘musuh’ bagi karyawan perusahaan burung biru tersebut.
Bagaimana tidak, ia mengatakan akan melakukan PHK massal terhadap 75 persen karyawan Twitter, bahkan jauh sebelum itu ia juga sempat menyinggung hal yang sama dalam sebuah pertemuan.Hal ini membuat ribuan karyawan Twitter overthinking. Tak tinggal diam, Twitter pun mencoba menenangkan karyawannya. Mereka mengatakan tidak ada rencana untuk PHK karyawan.
Hal tersebut disampaikan oleh Sean Edgett, General Counsel Twitter dalam sebuah memo yang dikirimkan ke seluruh karyawan.
Baca juga: Elon Musk Berencana PHK 75 Persen Karyawan Twitter
Dikutip dari Reuters, Senin, (24/10), dalam emailnya Sean mengatakan kalau Twitter tak miliki rencana untuk melakukan PHK di perusahaannya.
Ia juga meminta untuk tidak mendengarkan informasi yang tak berasal dari perusahaan.
“Kami belum mendapat konfirmasi atas rencana pembeli dan meminta karyawan untuk tidak mendengarkan rumor ataupun dokumen dan menunggu fakta dari kami secara langsung,” ucapnya dilansir dari The New York Times.
Walaupun sudah diberi kata-kata penenang, nasib karyawan Twitter masih 50:50, terlebih Elon Musk terkenal dengan power-nya yang bisa melakukan apapun pada perusahaan. Ditambah, ia juga sering menyebut ingin membuat perubahan besar di Twitter.
Ia ingin lebih banyak ruang untuk freedom of speech di Twitter, ia juga akan mengizinkan mantan Presiden Donald Trump untuk masuk lagi ke Twitter. Padahal, Trump sudah di-banned selamanya dari platform tersebut.
Baca juga: Labilnya Elon Musk, Sekarang Fix Beli Twitter?
Sebelumnya, kabar Musk akan melakukan PHK terkuak dimana ia telah memberi tahu calon investor dalam kesepakatannya bahwa ia bermaksud untuk menyingkirkan tiga perempat anggota staf di perusahaan.
Jika ini terjadi, sekitar 5.500 karyawan akan kehilangan pekerjaan, Twitter juga harus rela melepas sebagian besar karyawannya. Dari yang awalnya 7500 karyawan menjadi 2000 karyawan saja.