Erupsi Gunung Agung tidak Membahayakan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali mengimbau masyarakat sekitar Gunung Agung tidak panik dan tetap mengikuti arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Imbauan menyusul erupsi strombolian Gunung Agung disertai dentuman keras yang terjadi malam ini sekitar pukul 21.04 WITA berdurasi tujuh menit dan 21 detik.
"Erupsi strombolian ini mengindikasikan adanya tekanan dalam perut Gunung Agung, sehingga mengeluarkan lontaran lava pijar. Perlu digarisbawahi, ini bukan lelehan lava pijar, sehingga masyarakat jangan sampai terpengaruh berita hoaks seakan itu membahayakan," kata Kepala Seksi Tanggap Darurat Bencana dan Pelayanan Kegawatan BPBD Provinsi Bali , I Gede Agus Arjawa Tangkas kepada awak media, Senin (2/7).
Arjawa Tangkas mengatakan api yang terlihat dari puncak gunung merupakan kebakaran hutan, bukan lahar yang turun dari gunung. Gunung berapi tertinggi di Bali itu masih berstatus siaga atau level tiga dengan radius bahaya empat kilometer (km).
"Sekali lagi, radius bahayanya tetap empat km. Masyarakat kami imbau tetap tenang. Jika melakukan evakuasi, maka evakuasi ke wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) II, tidak keluar dari Karangasem," katanya.
Pria yang juga Koordinator Bidang SDM Pramuka Peduli Bali ini mengatakan evakuasi ke KRB II untuk mempermudah pihak berwenang melakukan penyaluran logistik, kontrol, dan pengawasan. Arjawa Tangkas menginformasikan alat vulkanologi yang ditempatkan sekitar satu km dari kawah Gunung Agung masih aman, tidak terpengaruh erupsi strombolian yang terjadi beberapa waktu lalu.
"Ini membuktikan erupsi ini tidak membahayakan, sehingga jangan sampai masyarakat terpengaruh hoaks, tetap ikuti arahan PVMBG," tegasnya.