Home
/
Digilife

Fajrin Rasyid: Teknologi Saja Tidak Cukup untuk Transformasi Digital

Fajrin Rasyid: Teknologi Saja Tidak Cukup untuk Transformasi Digital
Birgitta Ajeng27 August 2020
Bagikan :

Uzone.id - Transformasi digital merupakan hal penting bagi perusahaan untuk terus maju dan berkembang. Teknologi menjadi salah satu elemen penting dalam penerapan transformasi digital.

Demikian yang ditekankan Direktur Digital Business Telkom Group Fajrin Rasyid dalam The NextDev Hub Virtual Talks #3 bertema Leading Innovation, Developing a Lean and Curious Culture.

“Kalau kita melihat contoh sukses perusahaan yang melakukan transformasi digital, salah satu yang menjadi kata kunci adalah, pertama teknologi,” ujar Fajrin.

Baca juga: Pertengahan 2020, Telkom Cetak Laba Bersih Rp10,99 Triliun

Lebih lanjut, ia menyatakan, “Jadi mereka menerapkan teknologi yang terdepan, sebagai contoh artificial intelligence (AI), machine learning, IoT, dan lain-lain, tetapi teknologi ini disesuaikan dengan kebutuhan bisnis mereka.”

Fajrin menjelaskan bahwa bicara inovasi tidak melulu tentang yang paling canggih, tetapi bagaimana mengawinkan teknologi tersebut dengan apa yang menjadi kebutuhan dari bisnis perusahaan.

Akan tetapi, Fajrin menegaskan bahwa teknologi saja tidak cukup dalam transformasi digital. “Kalau kita bicara inovasi atau transformasi digital, ada tiga elemen. Pertama teknologi, kemudian yang kedua adalah people atau orang.”

Menurut Fajrin, elemen people dalam hal transformasi digital tidak boleh ditinggalkan. Teknologi yang canggih akan menjadi percuma bila tidak orang yang mampu mengimplementasikannya.

Baca juga: Inovasi Baru Amoeba Telkom, Studext untuk Dunia Pendidikan RI

“Dalam konteks perusahaan, kita perlu memberikan pelatihan atau training kepada orang di dalam perusahaan tersebut, agar adapt dengan perkembangan teknologi,” ungkap Fajrin.

Selanjutnya, elemen ketiga yang juga penting adalah proses atau struktur organisasi. Perusahaan dipandang perlu mengimplementasikan teknologi, meski tidak mudah mengingat budaya perusahaan merupakan sesuatu yang rigid.

“Ini menjadi challenge yang umum di hampir seluruh dunia, sehingga memang kalau kita bicara soal culture, ini menjadi tantangan tersendiri bagaimana mengimplementasikan teknologi baru tetapi tetap sesuai dengan prosedur yang ada,” ujar Fajrin.

populerRelated Article