Deretan Fakta Terbaru dari KNKT Soal Jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) merilis data terbaru mengenai pesawat Lion Air JT 610 dengan nomor registrasi PK LQP jenis Boeing 737 MAX 8 yang jatuh di perairan Karawang pada akhir Oktober 2018. Ada banyak fakta terbaru yang terungkap dalam insiden itu.
Dalam insiden pesawat itu, sebanyak 189 penumpang dan kru pesawat dinyatakan tewas. Sementara, hingga kini masih ada 64 penumpang yang masih belum ditemukan di perairan Karawang.Berikut Suara.com merangkum beberapa fakta mengenai jatuhnya pesawat Lion Air JT610 berdasarkan data dari KNKT.
1. Ada Pilot Ketiga
Sehari sebelum pesawat jatuh di Laut Jawa pada 29 Oktober 2018, pesawat dengan nomor registrasi yang sama melakukan penerbangan rute Denpasar-Jakarta.
Dalam penerbangan itu, pesawat sempat mengalami beberapa masalah aat sedang mengudara. Beruntung, ada seorang pilot ketiga yang tengah tak bertugas dan duduk di dalam kokpit membantu menyelamatkan pesawat.
Pilot ketiga meminta kru memutus arus ke sebuah motor yang berfungsi untuk mengarahkan moncong pesawat ke bawah. Malam itu, pesawat tersebut berhasil mendarat di Jakarta. Nahas, keesokannya pesawat itu jatuh di Laut Jawa saat melayani rute Jakarta Pangkal Pinang.
“Benar ada pilot lain yang berada di kokpit pada penerbangan itu. Pilot ini adalah pilot yang telah selesai menjalankan tugas terbang dan akan kembali ke Jakarta,” ungkap Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.
2. Percakapan Pilot dalam CVR Tak Bocor
Beredar bocoran rekaman percakapan pilot di detik-detik akhir sebelum pesawat jatuh. Ketua Subkomite Investigasi KNKT Nurcahyo Utomo memastikan rekaman Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air JT610 tidak bocor.
“Dengan berita yang tersebar ini, meskipun diberitakan media internasional yang kredibel. Namun ini tidak sama dengan yang ada. CVR kami tidak bocor isinya, tidak sama,” ungkap Nurcahyo.
Dalam rekaman bocoran CVR Lion Air JT 610 itu, terungkap ada teriakan Allahuakbar sebelum Lion Air JT 610 jatuh di Laut Jawa, Oktober 2018 lalu. KNKT memastikan data rekaman CVR dalam kondisi aman disimpan di server KNKT yang tidak terhubung ke internet sehingga tidak dapat diretas.
3. Pilot Panik Pesawat Tak Terkendali
Berdasarkan hasil pemeriksaan rekaman dalam CVR, terungkap ada kepanikan yang terjadi di kokpit sesaat sebelum pesawat jatuh. Pilot sempat berteriak saat pesawat mulai tak dapat dikendalikan, namun Nurcahyo enggan emngungkap teriakan seperti apa yang muncul saat itu.
“Saya nggak bisa ngomong (teriakan apa). Di akhir penerbangan pilot nggak bisa me-recover penerbangan. Di situlah muncul kepanikan,” ujar Nurcahyo.
4. KNKT Akan Kerjasama dengan Ethiopia
KNKT saat ini sedang mengajukn penawaran kerjasama investigasi dengan otoritas penerbangan Ethiopia. Kerjasama itu dilakukan menyusul kabar adanya kesamaan antara kecelakaan Lion Air JT610 dengan Ethipian Airlines ET-302 yang jatuh pada 10 Maret 2019.
“KNKT telah mengajukan penawaran kerjasama investigasi dengan otoritas Ethiopia. Kerja sama ini ditujukan untuk keperluan bersama dan saling melengkapi data kecelakaan yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan keselamatan penerbangan,” Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono.
Jika nantinya penawaran kerja sama investigasi dengan otoritas penerbangan Ethiopia itu diterima, maka data-data yang terkumpul nantinya akan digunakan sebagai bahan untuk mengkaji kecelakaan JT-610 di perairan Tanjung Karawang.
Berita Terkait:
- Garuda Akui Sukar Batalkan Pembelian 49 Boeing 737 Max 8
- Ban Rusak Parah, Garuda Gagal Terbang di Bandara Ngurah Rai Bali
- Terungkap, Pilot Ethiopian Airlines Tak Sempat Berlatih Terbangkan 737 MAX
- Pastikan Aman, KNKT: Data CVR Lion Air Tersimpan di Server Tanpa Internet
- KNKT Ajukan Kerja Sama Investigasi Kecelakaan JT-610 dengan Pihak Ethiopia