Fenomena Tarian Erotis di Pantai Kartini, Ini Kata Sosiolog
Pantai Kartini, Jepara, Jawa Tengah dihebohkan dengan goyangan erotis tiga wanita dalam acara reuni sebuah klub motor. Goyangan di tengah-tengah peserta reuni pun seketika dihentikan oleh aparat kepolisian dan acara dibubarkan.
Menurut Sosiolog Universitas Nasional (Unas), Nia Elvina, fenomena yang terjadi di pantai Kartini Jepara dua hari lalu, mencerminkan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Menurutnya kondisi masyarakat saat ini sedang mengalami degradasi moralitas."Saya kira fenomena seperti (di pantai Kartini) mencerminkan bahwa masyarakat kita sedang mengalami degradasi moralitas," ujar Nia kepada Republika.co.id, Selasa (17/4).
Kemerosotan moral remaja yang terjadi menurut Nia, disebabkan oleh kalangan elite itu sendiri. Ditambah lagi masyarakat Indonesia yang masih kental menganut sistem patron klien. Sistem patron klien merupakan hubungan tidak sejajar antara atasan dan bawahan.
"Sumber utama penyebab fenomena seperti ini saya kira degradasi moralitas elite kita," ujar dia.
Artinya masih menurut Nia, bahwa prilaku para elite akan sangat mudah ditiru dan dijadikan pedoman oleh masyarakat. Saat ditanyakan prilaku seperti apa yang dimaksudkan, menurutnya prilaku para elite yang juga memilih menonton film dewasa ketimbang membahas masalah negeri ini.
"Misalnya perilaku para anggota DPR, yang lebih mengutamakan menonton film dewasa daripada konsen pada rapat," ujar dia.
Sehingga tidak heran bila kemudian terjadi hal-hal yang tidak senonoh dalam acara reuni anggota klub motor tersebut. Acara reuni yang kemudian dibumbui dengan aksi goyang erotis dan siraman air.
Untuk diketahui, polisi telah menetapkan dua orang sebagai tersangka di balik goyang erotis. Dua orang tersebut yakni dari pihak penitia penyelenggara acara reuni klub motif Yamaha N Max.