Fortnite Sumbang Rp5,3 Triliun ke Pendapatan Apple, Yakin Mau Terus Diblokir?
-
(Foto: Unsplash)
Uzone.id -- Fortnite masih diblokir dari App Store lantaran konflik kebijakan bagi hasil yang diberlakukan oleh Apple dianggap merugikan. Padahal kalau dipikir-pikir, selama ini Fortnite sudah menyumbang ratusan juta dollar untuk pendapatan Apple, lho.Game Fortnite adalah aplikasi gratis yang dapat diunduh oleh siapapun dan di dalamnya memiliki banyak item yang dapat dibeli oleh tiap pengguna. Selama ini, metode pembayarannya masih melalui App Store (dan Google PlayStore), alias tidak langsung melalui pihak Epic Games selaku pengembang game.
Dengan metode ini, lembaga riset SensorTower memperkirakan bahwa Apple mendapatkan pendapatan sekitar USD360 juta atau setara Rp5,3 triliun sejak game ini masuk ke iOS pada 2017. Angka tersebut dapat tercapai berkat model bisnis yang diterapkan Apple di App Store, yakni komisi 30 persen untuk perusahaan. Sementara pihak pengembang game hanya 12 persen.
Baca juga: 4 Fakta Konflik Fortnite vs. Apple dan Google
Mengutip Business Insider, para pemain menghabiskan total USD1,2 miliar untuk membeli berbagai item, seperti mata uang V-Bucks, senjata, dan karakter di dalam game. Bahkan, Fornite tercatat telah diunduh sekitar 133,2 juta di App Store.
Selain itu, dalam kurun 30 hari sebelum Fortnite diblokir dari App Store, game ini menghasilkan pendapatan USD43,4 juta atau sekitar Rp644 miliar dan 2,4 juta install.
Lantas, sudah tahu Fortnite berkontribusi begitu besar bagi pendapatan Apple, kenapa perusahaan masih keukeuh menghapus game battle royale ini dari App Store?
Mengutip The Verge, upaya Apple saat ini tidak hanya untuk memperjuangkan kebijakan tertentu yang ada di App Store, namun lebih kepada perjuangan yang dapat menentukan salah satu kunci bisnis utama Apple di masa depan.
‘Pajak Apple’ sebesar 30 persen tersebut dinilai menjadi sumber dari bisnis layanan perusahaan dan secara tidak langsung menunjukan bahwa pertumbuhan bisnis iPhone sedang melemah. Pendapatan dari App Store ini kemudian menjadi hal penting di dalam bisnis Apple.
Baca juga: 'Dimusuhi' Apple dan Google, Gamer Terancam Gak Bisa Main Season Baru Fortnite
Apple kemudian dipercaya selama ini memberi label lini pendapatannya sebagai “layanan” agar menyamarkan dari mana uang tersebut berasal. Kita tahu sendiri bahwa eksekutif Apple kerap berbicara tentang produk bergengsinya seperti Apple Music, Apple TV+, hingga Apple Arcade di atas panggung.
Uang dari layanan tersebut dinilai masih lebih kecil ketimbang kebijakan komisi yang mengalir di App Store yang tentu saja kekuatan utamanya berasal dari aplikasi-aplikasi populer seperti Adobe, Spotify, hingga Fortnite sendiri.
Jadi, ketika Apple menyingkirkan Fortnite dari App Store, langkah ini disebut-sebut tak hanya untuk memperebutkan kembali kehadiran satu aplikasi agar mau melunak, atau satu kebijakan saja. Apple dinilai sedang melindungi salah satu sumber utama pendapatannya untuk tahun-tahun mendatang.
Masih dari The Verge, Apple tercatat mendulang pendapatan sekitar USD18,3 miliar atau setara Rp270 triliun pada 2019 melalui App Store. Angka tersebut tentu saja berasal dari in-app purchase (transaksi di dalam aplikasi) dari deretan game populer seperti Fortnite, Candy Crush, Pokemon Go, hingga aplikasi berlangganan seperti Tinder, Twitch, Disney+, dan YouTube.