Gagal Luncurkan Satelit, Indosat Lirik Google Loon untuk Sebar Internet?
Uzone.id -- Selain soal merger dengan 3 Indonesia, Indosat Ooredoo juga turut mengumumkan bahwa perusahaan memutuskan untuk melepaskan slot orbit 113 BT Satelit Nusantara 2 pada awal tahun 2021 ini. Lantas, seperti apa langkah berikutnya bagi Indosat untuk menyebarkan akses internet ke pelosok?
Dari paparan Chief Legal & Regulatory Officer Indosat Ooredoo, Natasha Nababan, ia memastikan bahwa perusahaan tidak akan memiliki satelit lagi ke depannya.“Kami telah mengumumkan bahwa kami telah melepaskan slot orbit satelit di 113 BT, keputusan ini sejalan dengan strategi pertumbuhan perseroan. Kami bisa pastikan tidak akan memiliki satelit, karena tak lagi efisien dan memberikan harga yang kompetitif,” ungkap Natasha saat konferensi virtual pada Selasa (12/1).
Baca juga: Indosat Nyerah Luncurkan Satelit, Slot Orbit 113 BT Diberikan ke Telkom
Dilepasnya slot orbit tersebut berujung pada Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menunjuk Telkom melalui PT Telkom Satelit Indonesia sebagai pemegang slot orbit tersebut.
“Ke depannya kami akan mengelola sumber daya yang tadinya untuk bisnis satelit menjadi bisnis perseroan, dan kami menghargai bahwa Telkomsat sekarang yang mengambil alih dan mengelola slot orbit tersebut,” lanjut Natasha.
Terlepas dari keputusan Indosat yang melepas slot orbit tersebut, Natasha mengungkapkan hal yang cukup menarik terkait terbukanya kesempatan perusahaan untuk bekerja sama dengan pihak Google melalui Project Loon.
“Tentunya kami akan terus berkomitmen untuk menunjang semua akses internet ke seluruh daerah di Indonesia. Diskusi dengan pihak Google saat ini masih tahap awal. Namun pada intinya kami akan terus semangat, karena upaya kami dari awal didorong dan sejalan dengan Menkominfo, bagaimana kita bisa mencapai dan menjangkau daerah-daerah pelosok melalui sebaran internet gratis,” tutup Natasha.
Baca juga: Soal Merger dengan 3 Indonesia, Indosat Akhirnya Beri Penjelasan
Diketahui Project Loon adalah proyek milik Google berupa balon udara raksasa yang bertujuan untuk menyebar akses internet ke daerah-daerah terpencil di berbagai negara.
Sementara itu, terkait kegagalan peluncuran Satelit Nusantara 2 ke orbit 113 BT untuk menggantikan Palapa D, Indonesia diberikan batas waktu oleh International Telecommunication Union (ITU) sampai 31 Desember 2024 untuk menemukan penggantinya.
Sayangnya Indosat melepas slot orbit ini dan tak berencana untuk meluncurkan pengganti Satelit Palapa D.
Sehubungan dengan hal tesebut, Kominfo telah mengirimkan surat kepada Indosat yang menyatakan hak penggunaan filing satelit Indonesia di slot orbit 113 BT tidak diperpanjang setelah masa operasi satelit Palapa D berakhir.