Gak Cuma Unicorn, ini 6 Istilah ‘Kasta’ untuk Startup
(GIF: Crunchbase News)
Uzone.id -- Perusahaan rintisan atau startup memang selalu menarik untuk dibahas, sebab kehadirannya tak cuma untuk meraup keuntungan semata, namun menjadi solusi bagi masyarakat. Sebut saja perusahaan seperti Gojek, Bukalapak, Reblood, hingga Crowde.Startup digital di Indonesia semakin menjamur di berbagai sektor, seperti transportasi, kesehatan, finansial, sampai agrikultur dan kelautan. Munculnya startup di berbagai belahan dunia ini membuka peluang bagi para investor dan pemodal usaha untuk menyokong dana sedemikian rupa banyak agar visi dan misi mereka berjalan dengan baik.
Maka, gak heran jika startup selalu berkaitan dengan pendanaan, mau berapapun itu nominal dan asal investasinya. Nah, karena tak bisa lepas dari urusan investasi, maka muncullah berbagai istilah ‘kasta’ bagi startup sesuai dari nilai valuasi perusahaannya.
Baca juga: Ingat, Unicorn itu Bukan 'Perkumpulan Jagung' ya!
Mungkin selama ini yang ramah di telinga adalah “unicorn”. Padahal tak cuma satu sebutan aja, lho. Secara total, ada 6 istilah untuk tingkatan startup. Apa sajakah?
1. Cockroach
Jangan jijik dulu dengar namanya mentang-mentang artinya kecoa. Ini adalah level pertama dalam tingkatan startup. Sebutan Cockroach biasanya startup yang baru dirintis, jadi skala valuasinya masih kecil.
Biasanya, di tingkatan Cockroach para startup baru ini sedang giat-giatnya membangun usahanya dengan ulet dan rajin mendekati para investor agar valuasinya bisa besar dan visi misinya dapat tercapai dengan cepat.
2. Ponies
Yup, kamu boleh menganggap ini sebagai kuda poni. Istilah Ponies biasanya ditujukan kepada startup yang sudah punya nilai valuasi perusahaan sekitar US$10 juta atau setara Rp141 miliar.
Tahap Ponies dipercaya sebagai masa di mana startup digital sangat dilihat apakah mampu mempertahankan dan menaikkan nilai valuasinya agar modalnya semakin besar dan semangat pengembangan usahanya.
3. Centaurs
Kalau dari kisah mitologi Yunani, Centaur adalah makhluk berbadan kuda dengan kepala manusia. Sementara di istilah ekonomi digital, gelar Centaurs diberikan kepada startup yang nilai valuasinya mencapai US$100 juta atau sekitar Rp1,4 triliun.
4. Unicorn
Ini adalah ‘kasta’ yang paling populer di kalangan masyarakat umum. Startup unicorn artinya nilai valuasinya sudah tembus US$1 miliar atau setara Rp14 triliun.
Awal mula muncul istilah unicorn dari Aileen Lee, seorang pemodal ventura ternama dan pendiri Cowboy Ventures. Dulu dia merasa masih sangat langka ada perusahaan startup yang memiliki valuasi US$1 miliar, maka dia memilih kata “unicorn” untuk menggambarkan startup yang berhasil mencapainya.
Startup di Indonesia yang sudah terkenal sudah berada di ‘kasta’ unicorn adalah Tokopedia, Gojek, Traveloka, dan Bukalapak.
Baca juga: Kenapa Muncul Istilah 'Unicorn' di Dunia Startup sih?
5. Decacorn
‘Kelas’ di atas unicorn ini yang sedang ramai diperbincangkan karena Grab sudah mendapat gelar ini. Level decacorn adalah startup yang valuasi perusahaannya tembus US$10 miliar atau setara Rp140 triliun.
Selain Grab yang mendeklarasikan dirinya sebagai startup decacorn di Asia Tenggara, ada beberapa startup terkenal lainnya yang sudah mendapat gelar decacorn, di antaranya Uber, Airbnb, Xiaomi, dan SpaceX.
6. Hectacorn
Ini adalah ‘kasta’ tertinggi dari gelar startup, artinya perusahaan tersebut sudah memiliki valuasi yang tembus US$100 miliar atau setara Rp1.400 triliun. Startup Hectacorn sudah pasti perusahaan tingkat dunia.
Perusahaan selevel Google, Microsoft, Apple, Facebook, hingga Cisco adalah contoh perusahaan teknologi yang telah mencapai gelar hectacorn.