Gara-gara Pandemi, Smart Home Makin Diburu Masyarakat
Uzone.id – Perkembangan teknologi smart home di Indonesia semakin meningkat sejak masuknya pandemi Covid-19 dua tahun silam. Sistem ‘rumah pintar’ ini makin diminati masyarakat berkat fitur-fitur canggihnya dan dianggap mempermudah kegiatan sehari-hari.
Mulai dari konektivitas lampu, kulkas, speaker, hingga CCTV yang semuanya bisa ‘hidup’ karena berkat didukung Internet of Things di dalamnya.Dalam sesi Uzone Talks, Kamis (20/10) yang bertajuk ‘Kapan Smart Home Merakyat seperti Smartphone?’, Project Director IT (Immersive Tech) Erajaya Group, Andre Tanudjaja menjelaskan mengapa konsep smart home ini menarik dan mulai banyak diminati masyarakat, terutama setelah pandemi.
“Karena banyak hal yang bisa dilakukan oleh smart home. Setelah pandemi, banyak orang mulai memikirkan hal baru untuk gimana caranya rumah mereka bisa menjadi lebih menarik, salah satunya dengan berpikir untuk memanfaatkan smart home,” jelas Andre.
Faktor kesehatan menjadi salah satu alasan utama mengapa smart home mulai banyak diburu masyarakat dalam beberapa waktu belakang. Andre menyebutkan perangkat air purifier menjadi yang paling banyak dijual di Indonesia.
Baca juga: Telkomsel Pamerkan Teknologi 5G Smart Mining di Bali
“Karena sejak pandemi orang-orang lebih concern terhadap kesehatan, jadi mereka mau lingkungannya lebih sehat, lebih baik, akhirnya mereka beli air purifier khususnya yang smart karena memiliki keunggulan lebih pintar dibanding yang biasa,” ujarnya.
Saat pandemi, masyarakat yang dipaksa harus bekerja dari rumah, tentu menginginkan lingkungannya bisa nyaman dan support pekerjaan mereka. Penggunaannya yang mudah, dan bisa dioperasikan melalui handphone, makin mendorong perangkat smart home lebih banyak diminati masyarakat.
Hal ini juga sejalan dengan data dari lembaga riset properti Savills Indonesia yang mencatat bahwa Asia Pasifik merupakan salah satu kawasan dengan pertumbuhan pasar smart home tertinggi atau mencapai sekitar 31 persen pada periode 2019-2025.
“Smart lamp, yang memungkinkan penggunanya untuk mengatur tingkat pencahayaan sesuai kebutuhan penggunanya. Smart wireless doorbell, memudahkan pengguna untuk tahu siapa tamu yang datang,” tambah Andre soal perangkat smart home lainnya.
“Smart home itu adalah produk-produk yang bisa membuat rumah kita menjadi lebih pintar. Begitu dia terkoneksi dengan internet dan dikontrol dengan perangkat ponsel, maka kita bisa mengatur sesuai dengan kebutuhan,” tutur Andre.
Konsep Internet of Things (IoT) sendiri dijelaskan Andre yaitu seperangkat produk yang terkoneksi dengan internet dan memudahkan penggunanya dalam mengoperasikan suatu barang.
Dirinya menegaskan ketika seseorang menggunakan produk smart home apapun itu, harus dipastikan terkoneksi dengan ponsel dan pengguna bisa menerima informasi dengan baik dari perangkat tersebut.
Baca juga: Ponsel Samsung Galaxy Lawas Bisa Dijadikan Perangkat Smart Home
Zaman sekarang, sudah banyak juga sektor-sektor yang memanfaatkan kecanggihan IoT untuk membantu kegiatan mereka sehari-hari.
“Di beberapa negara IoT sendiri sudah dipakai untuk di kepolisian, ketika ada kecelakaan di tengah jalan, bisa dilihat dari CCTV dan langsung mengirimkan informasi ke polisi di lokasi,” ujarnya.
Untuk saat ini, Andre melihat di Indonesia sendiri masih banyak ruang untuk diperbaiki mulai dari kestabilan internet, konektivitas, hingga implementasi smartphone. Dirinya membandingkan penggunaan IoT di Indonesia memang belum semasif di luar negeri, tapi tidak menutup kemungkinan kedepannya akan berubah.
“Karena di beberapa negara sudah melihat bahwa memang Internet of Things ini akan segera role out di banyak kehidupan mereka. Oleh karenanya mereka memperkuat jaringan internetnya dengan lebih serius,” pungkas Andre.