‘Godfather’-nya AI Hengkang dari Google, Nyesel Bikin AI?
Uzone.id — Pelopor atau yang bisa disebut sebagai Godfather-nya AI di Google, Geoffrey Hinton mengumumkan kalau dirinya resmi undur diri dari Google, Senin, (01/05).
Pengumuman ini tentunya membuat banyak pihak kaget, pasalnya Hinton sudah bekerja selama dekade terakhir untuk proyek kecerdasan buatan atau AI di Google.Disebut sebagai ‘Godfather’ berkat karya terobosannya yang mendukung sistem AI saat ini, Hinton mengungkapkan kekhawatirannya terhadap cepatnya perkembangan teknologi saat ini, termasuk Google dengan Bard dan OpenAI dengan ChatGPT.
Ia khawatir kalau pengembangan produk-produk AI ini mengancam dan bahkan mengorbankan keamanan.
Melansir dari Digital Trends, ia juga mengaku kalau sebagian dari dirinya menyesali usahanya di masa lalu dalam pengembangan AI.
Saat ini, AI sudah mulai menggantikan banyak tugas manusia, sesederhana mengerjakan tugas-tugas sekolah. Namun, di sisi lain, AI juga digunakan untuk menyebarkan hoaks.
Hal ini yang membuat Hinton khawatir, ia takut kalau nantinya internet akan dibanjiri dengan informasi palsu yang bisa menyebabkan chatbot seperti ChatGPT dan Bard ‘memuntahkan’ kebohongan tanpa akhir yang dapat dipercaya.
Menurut Hinton, “sulit untuk melihat bagaimana bisa mencegah pelaku jahat menggunakan AI untuk hal-hal buruk".
Ia juga mengatakan akan sangat sulit untuk mengatur teknologi ini karena perusahaan dan pemerintah bisa mengerjakannya secara rahasia.
Potensi bahaya AI ini juga menjadi salah satu alasan mengapa ia undur diri, dalam cuitannya, ia memutuskan untuk meninggalkan Google agar leluasa berbicara soal bahaya AI tanpa mempertimbangkan dampaknya ke Google.
Ditanya soal potensi AI menghancurkan umat manusia, Hinton menjawab bahwa potensi tersebut ‘tak bisa dibayangkan’.
Hinton bukan satu-satunya yang khawatir dengan potensi dan bahaya AI, bahkan bos OpenAI juga mengaku ‘sedikit takut’ dengan efek dan potensi AI ini.
Sebelumnya, Elon Musk, Steve Wozniak dan petinggi teknologi lainnya menandatangani petisi untuk menghentikan dulu perkembangan AI dalam kurun waktu 6 bulan ke depan.
Jeda waktu ini nantinya bisa diisi dengan pengembangan dan implementasi protokol keselamatan alat-alat canggih, termasuk OpenAI.