Gojek Akhirnya Komentari Soal Komisi 20 Persen Mitra UMKM
Uzone.id - Sebuah petisi online di Change.org yang dibuat oleh akun bernama Aloysius Efraim mengajak netizen untuk menandatangani petisi menolak komisi 20 persen untuk food platform.
Aloysius memberi judul petisinya, "Selamatkan UMKM dengan Batasi Komisi Food Platform Online Maksimum 3 Persen".Menurutnya, komisi yang diterapkan setiap food platform/marketplace online cukup besar dan tidak masuk akal, yaitu 20 persen per transaksi dari pricelist.
Komisi sebesar itu memaksa setiap merchant menaikkan harga cukup tinggi agar bisa menjaga keuntungan, komisi dan diskon.
BACA JUGA: GoFood Ditinggal Warung Kuliner Gara-gara Pelit ke Driver?
Selanjutnya, efek harga tinggi yang dibuat merchant bikin daya beli menurun.
"Padahal platform/marketplace barang hanya dibebankan komisi berkisar 3 persen. Lagi pula setiap plaform sudah mendapatkan keuntungan dari delivery," tuturnya.
Dia juga menyingunggung soal penetapan komisi belum ada aturannya sehingga pemilik platform dengan "seenaknya menentukan nilai komisi dan dasar perhitungan yang mencekik merchant terutama UMKM."
Sementara itu, kata dia, Kementerian Koperasi cenderung berpihak kepada pengusaha platform.
"Maka petisi ini akan menyelamatkan UMKM dari kebangkrutannya. Mohon tandatangan petisi ini dengan target 50.000 petisi. Terimakasih," tutup dia.
Saat artikel ini dibuat, petisi online ini sudah mendapat lebih dari 7.700 tanda tangan.
Komentar Gojek soal komisi 20 persen
VP Corporate Affairs Food & Groceries Gojek, Rosel Lavina, mengomentari protes yang dilayangkan oleh netizen tersebut.
Menurut Rosel, skema komisi merupakan hal yang lazim diberlakukan untuk kegiatan transaksi di platform penyedia jasa online atau marketplace, pesan-antar makanan, e-commerce, hingga aplikasi penyedia travel online.
BACA JUGA: Eiger Adventure Jual NFT Mulai Harga 11,4 Matic
"Skema komisi standar GoFood sebesar 20 persen +Rp1.000 merupakan opsi paket komisi yang ditawarkan kepada mitra usaha. Mitra usaha yang berminat memperluas akses pasarnya melalui GoFood dapat secara opsional memilih paket komisi lainnya sesuai kebutuhan dan skala usahanya masing-masing," tutur dia dalam sebuah pernyataan yang diterima Uzone.id, Jumat (13/5/2022).
Kemudian, kata Rosel, komisi tersebut dikembalikan lagi kepada mitra usaha dan pelanggan antara lain dalam bentuk pengembangan platform secara berkelanjutan, peningkatan pelayanan, subsidi biaya pengantaran pemesanan dan beragam manfaat seperti program promosi yang digelar secara rutin.
"Hal ini merupakan bagian dari upaya GoFood untuk menciptakan ekosistem bisnis yang berkelanjutan di mana seluruh anggota ekosistem Gojek, mitra driver, mitra usaha dapat terus bertumbuh dan jadi andalan pelanggan," ungkapnya.
Selain itu, kata Rosel, besaran komisi GoFood juga dinilai mitra usaha sudah sesuai, seperti yang diungkapkan di dalam laporan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang berjudul “Dampak Ekosistem Gojek terhadap Perekonomian Indonesia 2021: Mendukung Pemulihan Nasional.”
Berdasarkan laporan tersebut, biaya komisi GoFood dinilai sudah sesuai dengan manfaat yang didapat. Laporan LD FEB UI juga mengungkapkan empat dari lima pelaku UMKM percaya bahwa GoFood mampu mendorong pertumbuhan usaha.
Mitra usaha UMKM sendiri mengaku merasakan empat manfaat utama saat tergabung dengan GoFood, yakni:
1. Kesempatan promosi melalui GoFood
2. Perluasan akses pasar
3. Kemudahan pengelolaan operasional melalui aplikasi GoBiz
4. Pelatihan kewirausahaan
Warpopski keluhkan komisi driver yang kecil
Warpopski, warung nasi yang digandrungi anak muda di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, juga mengeluh di Instagram perihal bagi hasil yang diperoleh driver GoFood kurang seimbang.
Di sisi lain, Warpopski juga harus menjual kulinernya kepada konsumen dengan lebih mahal jika lewat GoFood dibandingkan konsumen datang langsung.
Lihat postingan ini di Instagram
Hal itu membuat Warpopski tidak lagi memprioritaskan konsumen yang membeli makanan atau minuman lewat layanan GoFood.
“Berat hati dan mata kami, di warung, melihat driver ojol mengantar makanan dari warpopski, dengan imbalan yang kurang seimbang dari platform yang kami pakai dan dilema, kami pun harus menjual makanan kami untuk para konsumen di rumah, dengan harga yang jauh lebih tinggi secara online. Kekuatan berdagang kami terbatas, semoga strategi berdagang kami tanpa batas,” tulis Warpopski.