Grab Caplok 4 Persen Saham Emtek, Ovo dan Dana Siap Merger?
Ilustrasi Grab. (Foto: dok. Straits Times)
Uzone.id -- Grab telah membeli saham perusahaan teknologi lokal Emtek sebesar 4 persen. Langkah ini kemudian menyisakan pertanyaan mengenai masa depan dua layanan pembayaran digital populer di Indonesia, yakni Ovo dan Dana.Dari bocoran yang dipublikasikan Straits Times, saham Emtek yang dicaplok Grab sebesar 4 persen tersebut memiliki nilai lebih dari Rp4 triliun.
Sebelumnya, Emtek telah mengumumkan telah menyelesaikan private placement atau Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) sebesar Rp9,3 triliun dengan Naver Corporation, perusahaan teknologi asal Korea Selatan yang menyediakan layanan mesin peramban.
Baca juga: Grab Akan IPO di Wall Street, Raih Valuasi Rp575 T
Tak cuma itu, Emtek juga mengatakan kalau perusahaan investasi bernama H Holdings Inc menjadi pembeli saham yang mewakili sekitar 8,4 persen dari modal perusahaan yang diperbesar.
“Grab membeli saham Emtek melalui H Holdings,” ungkap sumber anonim.
Sementara itu dari penjelasan pihak Emtek di dalam pengajuan Bursa Efek Indonesia, dari PMTHMETD tersebut akan digunakan untuk mengembangkan bisnis, serta membantu mendanai operasional sehari-hari.
Hal yang kemungkinan besar akan menjadi pertanyaan besar adalah nasib dari Ovo yang dinaungi oleh Grab Holdings dan Dana yang berada di bawah payung Emtek. Mungkinkah terbuka kesempatan keduanya merger, mengingat lanskap ekosistem digital di Indonesia sedang marak dengan desas-desus merger antara perusahaan teknologi.
Baca juga: Cara Bayar Transaksi Cuma Pakai Foto Selfie
Apalagi sebelumnya, kantor berita Reuters pada September 2019 sempat mendapat bocoran mengenai Grab yang diklaim sedang dalam proses diskusi untuk menyatukan Ovo dan Dana.
Managing Director Emtek Sutanto Hartoto tidak menanggapi Straits Times soal akuisisi saham yang dilakukan Grab tersebut.
Tim Uzone juga telah menghubungi pihak Grab Indonesia terkait hal ini namun belum mendapat jawaban.
Diketahui, di Indonesia persaingan pembayaran digital memang sangat sengit. Selama ini Ovo dikenal sebagai pesaing utama dari Gopay, karena Ovo menjadi metode pembayaran layanan Grab. Sementara itu di ranah platform marketplace, Ovo juga menjadi opsi pembayaran di e-commerce Tokopedia.
Penetrasi perbankan di Indonesia masih sangat rendah jika melihat dari catatan Bank Dunia, yakni 52 persen atau sekitar 95 juta orang dewasa tidak memiliki rekening bank. Sehingga tak heran apabila perbankan digital diharapkan dapat membawa perubahan untuk memfasilitasi masyarakat yang belum tersentuh rekening bank konvensional, khususnya untuk bertransaksi jarak jauh.