Grab dan Gojek Bakal Merger? Ini Faktanya
Ilustrasi (Foto: Unsplash / Afif Kusuma)
Uzone.id - Apa jadinya kalau Grab dan Gojek melakukan merger? Beberapa hari ini, berhembus kencang isu kedua raksasa aplikasi itu sedang membicarakan langkah strategis menuju merger.Benarkah mereka akan merger?
Paultan melansir dari Tech In Asia melaporkan bahwa Grab dan Gojek masih terlalu jauh untuk mencapai kesepakatan karena penilaian masing-masing dan kepemilikan saham pasca-merger harus dikerjakan.
Rupanya, Grab telah memberi tahu para investornya bahwa Gojek mengharapkan setidaknya 50 persen saham dalam bisnis gabungan entitas Indonesia.
Baca juga: Gisel dan Tyas Mirasih Terseret Kasus Carding
Namun, Grab menginginkan kontrol menyeluruh atas perusahaan yang merger di Asia Tenggara itu.
Rumor itu telah dibantah oleh Gojek. Juru bicara Gojek mengatakan kepada Tech In Asia,"Tidak ada rencana untuk merger apa pun, dan laporan media baru-baru ini mengenai diskui seperti ini tidak akurat."
Rumor merger antara Grab dan Gojek merebak sejak Nadiem Makarim mundur dari posisi CEO Gojek karena memilih jadi menteri pendidikan dan kebudayaan.
Baca juga: 5 Fakta Drone Canggih ScanEagle Milik Indonesia
Asad Hussain, analis mobilitas di PitchBook, mengatakan bahwa merger bisa dilakukan untuk mempercepat kedua perusahaan mencapai profitabilitas, menciptakan nilai signifikan bagi investor.
Dia menambahkan, Gojek dan Grab telah terkurung dalam perang harga saat bersaing mendapatkan pengguna baru, namun mengorbankan margin.
"Bahkan ketika kedua perusahaan menghadapi tekanan dari investor untuk menunjukkan jalan menuju profitabilitas," kata Asad.
Analis mengatakan, Grab-Gojek bergabung bisa menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia berdasarkan penilaian pasar setelah Uber dan Didi Chuxing di China.
VIDEO Samsung Galaxy Note 10 Lite, Flagship Tapi Murah?