Handphone Dijual Ibu, Siswi SMP di Kediri Gantung Diri
Diduga hanya gara-gara handphone (HP) dijual oleh ibunya, seorang pelajar SMP di Kabupaten Kediri mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Tindakan nekat ini dilakukan oleh AP (16) siswi kelas 3 SMP, asal Desa Wonorejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
Menurut informasi dari Polsek Wates, awalnya Senin (12/3) pukul 17.00 WIB, Sugiono (45) paman korban hendak mencari makan ternak kambing di belakang rumahnya di Dusun Wonorejo. Pada saat akan mengambil daun ketela, ia melihat sesosok perempuan tergantung di pohon nangka.Karena penasaran, pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani ini kemudian mendekati sosok di pohon nangka itu. Alangkah terkejutnya Sugiono, sosok tersebut adalah keponakannya sendiri AP. Gadis remaja ini sudah dalam keadaan meninggal dunia dengan leter terikat seutas tali tambang warna biru.
Korban dalam posisi memanjat sebuah tangga setinggi sekitar tiga meter. Korban mengenakan baju warna putih dan celana jeans panjang. Sugiono lantas bergegas memberitahu SM (43), ibunya dan juga kakek korban Nakiman (88). Selanjutnya, mereka menuju ke pekarangan belakang rumah.
Melihat keponakannya sudah dalam keadaan meninggal, Sugiono lalu memberitahu Kepala Dusun Wonorejo. Sehingga kabar tersebut akhirnya dilaporkan ke Polsek Wates. Anggota polisi yang datang ke lokasi, kemudian melakukan olah TKP. Petugas menurunkan jenazah korban dan dilakukan visum.
Petugas mengamankan barang bukti sebuah tas punggung warna coklat yang berisikan jilbab warna coklat, parfum, lipstik, cream bedak, dua buah bolpoin. Kemudian, sebuah baju warna putih dan celana jeans panjang, bra warna ungu, dan kerudung warna putih serta tangga bambu panjang kurang lebih tiga meter.
Kasi Humas Polsek Wates Bripka Agung Sulistyo mengatakan, dari keterangan tim medis Puskesmas Wates, berdasarkan hasil pemeriksaan jenazah tidak ditemukan luka akibat penganiayaan. Korban meningal akibat gantung diri yang didukung dengan adanya jeratan di leher, lidah menjulur. "Korban meninggal dunia, murni gantung diri," kata Agung, Selasa (13/3).
Informasi yang didapat kepolisian dari keterangan SM, ibunya. Sekitar satu bulan lalu, korban dimarahi ibunya karena sering bermain HP. Selanjutnya, sang ibu menjual HP korban. Sekitar dua minggu terakhir, korban menjual sepeda motornya dan sebagian uang dari hasil jual sepeda motor dibelikan dua HP. Setelah kejadian itu, korban mendiamkan ibunya.
Sehingga, diduga korban merasa sakit hati dengan orang tuanya gara-gara telah menjual HP miliknya. Sementara itu, pihak keluarga telah menerima kematian korban sebagai musibah. Sehingga, mereka tidak bersedia jika jasad korban diautopsi. Selain itu keluarga korban bersedia membuat surat pernyataan. [nng/suf]