Hati-hati Gaes, Shisha Sama Berbahayanya dengan Rokok
Uzone.id-Keberadaan shisha cukup populer di Indonesia, terutama di kota besar seperti Jakarta. Meski cara mengisap shisha dan rokok tembakau berbeda, dr. Ade Meidian Ambari, SpJP, FIHA-Anggota Departemen Keorganisasian Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengungkapkan bahwa shisha juga berbahaya.
“Produk tembakau lainnya, seperti bidis, cerutu, shisha, dan e-cigarette yang cukup populer di dunia memiliki dampak penyakit kardiovaskular akut yang sama dengan rokok,” ujar Ade dalam konferensi pers bertajuk Tobacco Breaks Hearts: Choose Health, not Tobacco, di Jakarta Barat, Selasa (5/6/2018).Lebih lanjut, Ade mengungkapkan bahwa dampak penyakit kardiovaskular dari produk tembakau tersebut, termasuk penyempitan pembuluh darah jantung (pembuluh darah koroner), meningkatnya denyut jantung dan curah jantung.
Ade menekankan, “Produk tersebut sering dianggap tidak berbahaya dibandingkan rokok, padahal pada faktanya produk tersebut memiliki risiko yang sama.”
Bicara lebih khusus soal shisha, Ade mengatakan bahwa ada bahan kimia di sisha atau karbon monoksida yang menyebabkan penyempitan koroner, dan menyebabkan pembekuan darah lebih mudah terjadi.
“Saya tidak tahu persis apa isi di dalam sisha, karena setiap tempat yang menyediakannya memiliki ingredient yang berbeda. Tapi dari literatur yang saya baca, shisha juga digolongkan sebagai rokok dengan risiko yang hampir sama,” kata Ade.
Dalam kesempatan yang sama, Laksmiati A.Hanafiah, Ketua III Yayasan Jantung Indonesia dan Ketua Harian Komnas Pengendalian Tembakau pun mengatakan, “Saya kok tidak yakin bahwa shisha tidak mengandung nikotin sama sekali. Sebab, nikotin itu justru yang menyebabkan seseorang menjadi kecanduan.”
Bahkan, Laksmiati mengungkapkan bahwa nikotin digolongkan sebagai zat adiktif yang lebih tinggi daripada heroin dan kokain.
“Hanya saja karena pemberiannya sedikit sedikit, jadi tidak terasa. Tapi tetap, sebetulnya dia lebih tinggi kecanduannya daripada heroin dan kokain. Jadi berhentinya akan lebih sulit,” ujarnya.