Hayu Ngangkot, Aplikasi Angkutan Online Ala Bandung
Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung meluncurkan aplikasi angkutan online di Taman Film, Senin (22/5). Menurut Kepala Dishub Kota Bandung Didi Ruswandi, aplikasi ini dibuat agar masyarakat pengguna angkutan semakin nyaman karena keberadaan angkutan kota di Bandung banyak dikeluhkan.
"Angkot banyak dikeluhkan karena sering ngetem, sering merokok, dan tak sampai tujuan," ujar Didi kepada wartawan.
Menurut Didi, dengan aplikasi 'Hayu Ngangkot' yang bisa diunggah di android, maka berbagai permasalahan angkot ini bisa selesai. Prosesnya carter jadi angkutan online tak ngetem.
"Dibandingkan armada online yang lain, angkutan ini akan lebih banyak ambil penumpang," katanya.
Didi berharap, angkutan online ini pun bisa mengurangi kemacetan karena semua siswa bisa pergi ke sekolah-sekolah bersama-sama. Jadi, tak perlu diantar orang tua dan menyebabkan kemacetan.
"Saat ini, angkutan kota yang sudah terdaftar baru 30 angkutan," katanya.
Saat ini, kata Didi, angkutan kota yang sudah tergabung dalam aplikasi online berasal dari tiga koperasi. Kebanyakan, angkutan trayek Lintas Husein. Namun, Dishub Kota Bandung akan terus melakukan percepatan.
"Jadi, semua yang sudah daftar bisa diinventarisir. Saat ini, yang sudah memiliki android 70 supir," katanya.
Didi mengaku, agar bisa menambah supir angkutan online, Dishub Kota Bandung memiliki kendala karena agar bisa mengakses aplikasi ini, sopir harus memiliki email. Jadi, banyak sopir angkutan yang masih bingung tak bisa membuat email ini.
"Makanya, kami akan memberikan pendampingan agar semua supir bisa membuat email," katanya.
Program angkutan online ini sendiri, kata dia, tak diwajibkan pada semua sopir angkutan di Kota Bandung. Namun, hanya fasilitas saja, kalau memang menguntungkan bagi mereka bisa dimanfaatkan.
"Komitmennya, memang angkutan online ini harus dalam trayek. Jarak yang bisa diakses satu kilometer," kata Didi seraya mengatakan, tarif angkutan ini hanya Rp 40 ribu untuk 10 Km.
Selain mengangkut penumpang, kata dia, angkutan ini pun bisa digunakan untuk program logistik atau angkutan barang. Misalnya, mahasiswa yang pindahan bisa naik angkot.
Untuk memperbaiki layanan tansportasi dengan pendekatan teknologi ini, kata Didi, Dishub Jabar berkolaborasi melibatkan koperasi angkutan agar tak terjadi konflik sosial.
Menurut Ketua Organda Kota Bandung, Neneng Zuraidah, aplikasi angkot online ini harus disosialisasikan dulu pada pengguna jalan dan pengusaha angkutan agar ke depannya tak ada konflik. Saat ini, Kota Bandung memiliki 39 jalur angkutan.
"Tetap harus disosialisakan ke pengemudinya, dan pemakai jalan," katanya.