Heboh, Kerajaan Agung Sejagat di Purworejo Klaim Pusat Dunia
-
Anggota Kerajaan Agung Sejagat (Facebook / Yosaphat Samar)
Uzone.id - Di tengah isu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap salah satu Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan perseteruan Indonesia dengan Tiongkok di perairan Natuna, tiba-tiba muncul berita mengenai sekelompok orang mendeklarasikan sebagai Kerajaan Agung Sejagat pada 12 Januari 2020.Deklarasi dilakukan di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Pemimpin kerajaan Totok Santosa Hadiningrat yang dipanggil Sinuhun bersama istrinya, Dyan Gitaraja sebagai Kanjeng Ratu.
Berikut bahasan menarik dari Kerajaan Agung Sejagat:
1. Kerajaan Agung Sejagat Diklaim Penerus Majapahit
Berdirinya Kerajaan Agung Sejagat ini diklaim oleh Totok Santosa sebagai sebagai penerus kerajaan Majapahit yang berakhir pada 500 tahun yang lalu.
2. Keraton Agung Sejagat induk seluruh Kerajaan di Dunia
Melihat video viral di sosial media, Totok mengumumkan kepada dunia bahwa Keraton Agung Sejagat sebagai induk dari seluruh Kingdom State Tribune yang ada di seluruh dunia.
3. Ada Prasasti Diukir pada Batu Granit
Foto yang diunggah oleh akun Facebook Yosaphat Samar memperlihatkan benda mirip batu granit ukuran besar bentuknya menyerupai piramida diberi pahatan tulisan Jawa kuno, hingga cap kaki manusia. Prasasti tersebut diberi nama Batu Prasasti Pentagong.
Diperlihatkan pula foto ketika batu tersebut diambil menggunakan alat berat backhoe. Kemudian foto saat pertama kali diletakkan di posisi sekarang dan belum diberi ukiran.
4. Persiapkan Kedatangan Sri Maharatu Jawa
Totok Santosa Hadiningrat mengklaim anggotanya berjumlah 425 orang dan terus bertambah.
Kerajaan Agung Sejagat, menurut Totok menjangkau seluruh dunia sehingga dirinya berhak mengubah politik global.
Selain itu, Totok mengklaim saat ini mempersiapkan kedatangan Sri Maharatu Jawa kembali ke tanah Jawa.
5. Totok Santosa Hadiningrat Pernah Mendirikan Jogja-DEC
Dilansir Tribunnews, Totok Santosa Hadiningrat pernah pemimpin organisasi bernama Jogjakarta Development Economic Committe (Jogja-DEC) yang bergerak di bidang kemasyarakatan dan kemanusiaan.
Sri Utami (40), yang rumahnya berdekatan dengan Keraton Agung Sejagat, mengatakan dirinya pernah bergabung dengan Jogja-DEC dengan iuran Kartu Tanda Anggota (KTA) Rp 15 ribu.
Iuran lainnya adalah bayar seragam dengan nilai Rp 3 juta. Seragam itu dulunya mirip dengan seragam militer bercorak loreng.
Kata Sri Utami, Totok Santosa Hadiningrat pernah berjanji mendatangkan dollar Amerika Serikat ke Indonesia. Uang itu nantinya dipakai untuk membiayai kegiatan dan untuk kesejahteraan bagi Indonesia.
Namun, Sri Utami memutuskan keluar dari Jogja-DEC karena dana itu tak kunjung turun.