Home
/
Health

Hindari Antraks, Jangan Makan Daging Sapi yang Sempoyongan

Hindari Antraks, Jangan Makan Daging Sapi yang Sempoyongan
TEMPO.CO22 January 2017
Bagikan :

Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta mengimbau warga tidak makan daging sapi dan kambing yang sempoyongan. "Kami khawatirkan terkena antraks," kata Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Kulon Progo Triyono di Kulon Progo, Sabtu 21 Januari 2017.


Ia mengatakan bahwa pada hari Sabtu, Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) telah melakukan sosialisasi kepada warga, tokoh masyarakat, dukuh, dan kepala desa di Kecamatan Girimulyo. Pada sosialisasi tersebut, mereka diberi imbauan supaya tidak menyembelih atau mengonsumsi daging dari sapi dan kambing yang sempoyongan.

Baca juga:
Isu Antraks, Dinas Kesehatan DIY: Insya Allah Sudah Aman
Kiai Makhtum Hannan Wafat Akibat Sakit Lambung

Adapun Ketua Tim Respon Cepat Waspada Antraks UGM Riris Andono Ahmad mengatakan bahwa UGM membentuk Tim Respons Cepat Waspada Antraks untuk membantu penyelidikan epidemiologi oleh Pemprov DIY menyusul adanya 16 pasien yang terindikasi terjangkit penyakit antraks di Kabupaten Kulon Progo.

Riris menuturkan, tim itu terdiri atas para ahli dari sejumlah disiplin ilmu dari Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan, dan Fakultas Peternakan UGM. Tim akan melakukan kajian serta membantu mengisi kebutuhan tenaga ahli yang dibutuhkan Pemda DIY dalam mengatasi kasus itu.

"Saat ini tim sudah mulai membantu upaya penyelidikan epidemiologi bersama instansi terkait di Kulon Progo," katanya.

Baca juga:
16 Pasien Antraks di Yogya dalam Penyelidikan Epidemiologi
Bendera Dicoret Tulisan Arab, Polisi Periksa Empat Saksi



Riris mengatakan bahwa riwayat penyakit antraks beberapa tahun sebelumnya memang pernah muncul di Kabupaten Sleman. Walau demikian, kasus tersebut hanya terjadi pada hewan ternak.
Menurutnya, antraks merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis dan ditularkan antarhewan atau dari hewan ke manusia (zoonosis). Penyakit itu, kata dia, dapat disembuhkan dengan penanganan yang tepat.

"Penularan antraks antarmanusia tidak mungkin bisa," ucapnya.

ANTARA

Berita Terkait:

populerRelated Article