Huawei Bakal Bikin Konsol Game

Foto logo Huawei (Foto: Bloomberg)

Hal ini akan menjadi yang pertama bagi Huawei untuk serius berencana masuk pasar perangkat keras game. Padahal tahun 2020 lalu, sebelum berpisah dengan Huawei, Honor luncurkan Laptop gaming Hunter V700.

Laptop Gaming Hunter V700 milik Honor ini didukung dengan CPU Intel i5 atau i7 generasi ke-10, dipadukan dengan kartu grafis NVIDIA GTX 1660 Ti atau RTX 2060.

Dikabarkan, konsol game buatan Huawei ini akan bersaing dengan PlayStation 5 dan Xbox One X.

Baca juga: Huawei Ingin AS Cabut Tuduhannya

Dikutip dari NewsBytes, Selasa (16/2), Dari keterangannya di Weibo, Tomato Prince mengklaim bahwa laptop Huawei ini akan dirilis lebih dahulu sebelum konsol. Dikabarkan laptop ini juga akan dirilis tahun sekarang dengan desain dan teknologi silikon milik perusahaan itu sendiri.

Belum ada detail yang pasti mengenai platform yang akan menjadi konsol dasar Huawei ini. Tapi dari spekulasi yang beredar, jika dibandingkan dengan PlayStation (PS5), perangkat ini kemungkinan akan berada di kelas high-end dan takkan berbasis ARM.

Sepertinya AMD akan menyumbangkan komponennya ke konsol Huawei ini karena sudah bermitra dengan Honor saat masih di bawah perusahaan Huawei. 

Baca juga: KFC Jualan Konsol Game

Untuk konsolnya, Huawei bisa saja menggunakan chip buatannya sendiri atau menggunakan SoC rancangan khusus dari AMD yang juga ditemukan di PS5 atau Xbox Series X. Selain dua pilihan tadi, chip HiSilicon Kunpeng 920 yang dipasangkan dengan GPU Radeon bisa jadi titik awal yang layak.

Perlu dicatat bahwa Huawei memiliki GameCenter pada Huawei Media Services untuk Android. ini juga meningkatkan spekulasi jika Konsol yang akan dirilis berbasis Android dengan banyak permainan yang bisa dimainkan pada hari peluncurannya.

Para penggemar berharap konsol ini akan lebih baik daripada konsol mini Tron Huawei keluaran 2014 yang didukung oleh quad-core Tegra 4 dengan Android 4.2 Jelly Bean.

Sebelumnya, keputusan Honor untuk berpisah dengan Huawei didorong karena adanya larangan bisnis di AS. Dengan keputusan ini, mereka berharap dapat mempertahankan akses dengan perusahaan teknologi di AS.