Inden Panjang Mobil Baru, Kelangkaan Chip Atau Permainan Insentif PPnBM?
Uzone.id - Mobil-mobil baru banyak berdatangan ke Indonesia. Beberapa bahkan sangat banyak peminat, khususnya yang dapat insentif PPnBM. Sehingga, terjadi fenomena baru, dari lesunya penjualan, ke inden panjang pemesanan.
Ada sejumlah rumor yang belum bisa terjawab kebenarannya terkait dengan lamanya masa tunggu pemesanan mobil baru.Kita bisa mengetahui bagaimana fenomena Toyota Raize dan Daihatsu Rocky. Bahkan, untuk Raize, indennya bisa mencapai 9 bulan kedepan dan Daihatsu Rocky meski tidak selama Raize, tetap aja memakan waktu beberapa bulan.
Ada apa ini? Karena memang permintaan banyak? Atau karena fenomena kelangkaan chip yang sedang melanda global? Atau ada satu hal lain, permainan insentif PPnBM, sehingga pabrikan atau diler menahan stok unit mereka ke konsumen.
Ketiga dugaan penyebab lamanya pemesanan mobil tersebut semuanya punya alasan yang sama-sama masuk akal. Duet maut terbaru Rocky Raize misalnya, mobil tersebut memang sangat menarik untuk dimiliki, wajar kalau peminatnya banyak.
Kemudian kelangkaan chip, ini sudah mulai menggangu sejumlah pabrikan otomotif di tataran global. Sebut saja, Ford, Jaguar Land Rover, Volvo, Mitsubishi, Honda, sampai Toyota sempat terganggu karena kelangkaan chip.
Apakah krisis semi konduktor ini sudah sampai juga ke produksi mobil di Indonesia? Sehingga Daihatsu yang bertugas memproduksi Rocky dan Raize tidak bisa memenuhi permintaan pasar karena langkanya chip tersebut?
“Saya tidak bisa komentar kalau soal produksi. Tapi untuk tipe TSS ini memang demand-nya sangat tinggi,” ujar Anton Jimmi Suwandy, Direktur Marketing Toyota Astra Motor.
Kemudian, Amelia Tjandra, Direktur Marketing Asrta Daihatsu Motor bahkan hanya menjawab singkat ketika ditanyakan apakah inden panjang ini karena kelangkaan chip. "Nanti dijawab pas test drive Rocky ya," ujarnya.
Kemudian dugaan yang terakhir. Inden panjang mobil-mobil baru, khususnya yang mendapat insentif PPnBM terjadi karena kemungkinan pabrikan atau diler sengaja menahan stok unit agar konsumen tidak segera mendapat mobil dengan insentif PPnBM nol persen.
"Ah banyak itu mah. Pada nahan unit, sengaja sampai PPnBM kelar. Kalau di umbar, bisa berantakan kemana-mana, harga pasaran jadi kacau, sampai ke resale value mobil-mobil kita rusak juga," ujar salah satu tenaga penjual dari brand yang tidak mau disebutkan.
Alasan mereka masuk akal, kenapa menahan unit mobil agar tidak terkena insentif PPnBM nol persen. Perbedaan harga yang signifikan bisa mengganggu sejumlah hal, diantaranya, besaran diskon yang diberikan, harga jual kembali mobil bekasnya, sampai psikologis konsumen yang membeli pasca insentif selesai.
Kesimpulan sementara, terlepas dari apakah benar mobil tersebut banyak peminat atau tidak, atau benar kelangkaan chip sudah mengganggu sampai ke Indonesia, insentif PPnBM nol persen ya memang sudah seperti yang digembar-gemborkan;
Sebuah rangsangan, hanya rangsangan, yang merangsang orang-orang untuk membeli mobil--namun dengan harga yang sama-sama aja..hehe.
VIDEO Test Ride Vespa Sei Giorni: