Suara bagi Indra jauh melampaui sejumlah kandidat lain. Bahkan Riedl sendiri hanya meraih 26 persen suara. Padahal, saat mengisyaratkan masuknya nama Indra sebagai kandidat pekan lalu, Sekjen PSSI, Ade Wellington, sudah menyebut sang pelatih kemungkinan "hanya" diserahi tanggung jawab membesut timnas kelompok umur.
Hal terakhir yang diapungkan Ade tersebut sebenarnya lebih masuk akal. Gaya bermain racikan Indra, yang teguh dipertahankannya sejak dari Indonesia U-19 hingga Bali United, tidaklah familiar bagi semua pemain bola nasional.
Butuh waktu panjang bagi sebuah tim untuk bisa otomatis memeragakan permainan seperti keinginan sang pelatih. Keistimewaan soal waktu ini mungkin tak bakal didapatnya bila membesut timnas senior, yang pemainnya terikat dengan kontrak dan keharusan bermain di kompetisi profesional.
Indra sendiri tak mau berkomentar soal kemungkinan menukangi timnas. Kepada BOLA, ia menyebut fokus saat ini hanyalah menyiapkan Bali United untuk persaingan kompetisi.
Hanya, ia juga mengisyaratkan kesiapan untuk posisi prestisius itu. Indra menyatakan, bila ia benar-benar terpilih, maka kursi pelatih Bali United yang sudah dijalani selama dua tahun mau tidak mau harus ditinggalkan.
Baca Juga:
- Metode ala Guardiola Dianggap Bisa Cederai Pemain
- Taka-teki Markas Persija: Stadion Patriot atau Wibawa Mukti?
- West Ham United Vs Manchester City, Menanti Aguero Sendiri di Peringkat Tiga
"Melatih klub sama-sama penting dan nomor satu. Namun, tugas negara siapapun tidak boleh menolak," katanya usai mengumumkan rekrutan baru Bali United di Kuta, Kamis (5/1/2017).
Jaino
Indra juga lebih ingin diganti oleh pelatih lokal bila memang benar-benar pergi dari Bali United.
"Pelatih lokal tidak kalah ilmunya dari pelatih asing. Yang utama adalah visi dan misi yang sama untuk membangun sepak bola dengan menyiapkan generasi bertalenta bagi sepak bola nasional. Jika hanya mengejar gelar juara, jangan dulu di BU saat ini," ucapnya.
Isyarat itu tentu tak pelak semakin menguatkan rumor pergantian pelatih di BU. Setidaknya ada tiga kandidat yang saat ini berada paling depan, yakni Milomir Seslija (eks Arema), Ibnu Grahan (eks Bhayangkara FC), dan Jaino Matos (eks Persiba).
CEO Serdadu Tridatu, Yabes Tanuri, memang tak buka suara dan meminta publik menanti hingga PSSI mengumumkan daftar pelatih timnas pada Kongres Tahunan pada 8 Januari.
Kendati demikian, publik meyakini bahwa adalah Jaino yang kini paling dekat dengan pintu kedatangan di BU.