Ini 9 Penyebab Perut Kamu Tetap Terlihat Buncit
Ladies, tumpukan lemak di area perut yang membuat perut terlihat buncit atau sering disebut sebagai beer belly selain kurang enak dilihat ternyata juga bisa menjadi penanda beberapa penyakit serius seperti sakit jantung, diabetes tipe 2, hingga beberapa jenis kanker. Diet dan olahraga rutin pun tak selamanya menjamin perut kamu akan serta-merta mengecil, karena ada beberapa faktor lain yang membuat perut kamu tetap buncit, mulai dari hormon, faktor usia, faktor genetis, dan beberapa hal lainnya. Penasaran apa saja penyebabnya? Simak berikut ini:
Terlalu banyak mengonsumsi alkohol
Walaupun berupa cairan, alkohol mengandung lebih banyak kalori dari yang kamu bayangkan. 12 ons bir biasa mengandung sekitar 153 kalori, 5 ons anggur merah mengandung 125 kalori, bahkan minuman yang terasa ringan seperti piña colada mengandung 500 kalori dalam penyajian 9 ons saja. Namun, bukan itu alasan utama minum alkohol membuat perut kamu buncit. Masalahnya adalah kalori dalam alkohol tidak bisa disimpan dalam tubuh, yang artinya metabolisme tubuh mendahulukan memroses alkohol dibanding tugasnya membakar lemak, terutama lemak yang berada di sekitar perut yang hasilnya membuat buncit.Usia yang semakin menua
Seiring bertambahnya umur, tubuh kita juga mengalami perubahan dalam soal turun-naiknya berat badan. Baik pria dan wanita akan mengalami metabolisme yang melambat sekaligus perubahan jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh. Selain itu, wanita pun masih dihadapkan dengan kenyataan lain, yaitu menopause. Memasuki masa menopause, produksi hormon estrogen dan progesteron akan melambat, begitupun dengan kadar testosteron. Perubahan hormon tersebut membuat wanita lebih mudah menimbun berat badan di area perut.
Rutinitas olahraga yang keliru
Rutin berlari atau ikut kelas sepeda di gym memang baik untuk kesehatan jantung, namun olahraga kardio seperti itu saja tidak akan terlalu berefek untuk mengecilkan lingkar perut. Kamu tetap butuh kombinasi dari olahraga kardio dan olahraga yang membentuk massa otot karena olahraga strength training membuat tubuh lebih cepat membakar lemak dan kalori. Yang dianjurkan banyak pelatih fitness adalah melakukan strength training dengan intensitas sedang selama 250 menit dalam jangka waktu satu minggu atau yang berintensitas tinggi selama 125 menit seminggu.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan (processed foods)
Lemak perut sering diasosiasikan dengan inflamasi pada tubuh. Terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan yang mengandung pengawet, pemanis, dan pewarna buatan akan meningkatkan inflamasi dalam tubuh sekaligus menurunkan kemampuan tubuh untuk menghilangkan lemak perut. Sebagai gantinya, mengonsumsi makanan dengan bahan alami seperti sayur, buah, dan gandum utuh yang penuh antioksidan mampu meredakan inflamasi dan mencegah timbunan lemak di perut.
Mengonsumsi jenis lemak yang salah
Penelitian menunjukkan tubuh memiliki reaksi yang berbeda untuk jenis lemak yang beragam. Lemak jenuh (saturated fat) seperti yang terdapat pada daging dan produk dairy cenderung menimbun lemak, sedangkan lemak tak jenuh tunggal (monounsaturated fat) seperti yang terdapat pada minyak zaitun dan alpukat maupun beberapa jenis spesifik dari lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated fat) khususnya omega-3 yang terdapat pada kacang, biji bunga matahari, dan ikan salmon punya efek anti-inflamasi bagi tubuh dan bila dikonsumsi dalam porsi yang cukup justru punya banyak manfaat kesehatan. Namun, harus tetap ingat bahwa mengonsumsi jenis lemak sesehat apapun dalam porsi yang terlalu banyak tetap saja berarti meningkatkan kalori yang diserap tubuh dan bisa berujung pada kenaikan berat badan.
Tingkat stres yang tinggi
Dalam kondisi yang memicu stres, beberapa orang cenderung mengalihkan perhatian dengan cara menyantap makanan yang tinggi kadar lemak dan kalorinya, namun ternyata bukan hal itu saja yang membuat berat badan naik saat sedang stres. Kondisi stres memicu timbulnya hormon kortisol yang bisa meningkatkan kadar lemak yang menempel di tubuh dan memperbesar sel lemak. Penelitian juga menunjukkan hubungan antara semakin tinggi kadar kortisol dalam tubuh dengan menimbunnya lemak di perut.
Kurang tidur
Sebuah penelitian yang melibatkan 70 ribu wanita menyimpulkan bahwa mereka yang tidur kurang dari 5 jam per malam punya risiko 30 persen lebih tinggi mengalami kenaikan berat badan dibanding mereka yang tidur sekitar 7 jam. Waktu tidur yang disarankan untuk orang dewasa adalah 7 sampai 8 jam per malam, karena itu coba perbaiki lagi pola tidur kamu.
Pola makan kurang terjaga
Bila ingin menurunkan lingkar perut, salah satu cara yang patut kamu coba adalah menyeimbangkan pola makan, khususnya yang rendah kalori, banyak serat, serta rendah gula dan karbohidrat dengan olahraga kardio dan strength training seperti yang sudah disinggung di poin sebelumnya.
Bentuk tubuh seperti apel
Terkadang, yang menjadi penyebab utama perut buncit memang berasal dari genetis. Jika kamu cenderung menimbun lemak di daerah tengah tubuh seperti perut, pinggul, serta bokong dibanding area lain seperti lengan dan paha, itu artinya kamu tergolong memiliki tubuh dengan siluet buah apel. Secara genetis, orang dengan kategori tubuh seperti itu memang lebih sulit menghilangkan lemak perut. Namun jangan kecil hati, dengan pola hidup yang terjaga dan determinasi kuat, bukan hal yang tak mungkin bagi mereka yang punya tubuh bersiluet buah apel untuk memiliki perut yang ramping.
(Image: Wavebreak Media Ltd©123RF.com)