Home
/
Gadget

Ini Kata Pengguna iPhone 13 Pro Setelah Pakai 2 Minggu

Ini Kata Pengguna iPhone 13 Pro Setelah Pakai 2 Minggu
Hani Nur Fajrina30 October 2021
Bagikan :

Uzone.id -- Usai kabar iBox mengumumkan bahwa konsumen Indonesia sudah mulai bisa memesan iPhone 13 dan iPhone 13 Pro pada 12 November 2021, kami langsung mencari Apple fanboy yang sudah lebih dulu membeli ponsel anyar ini. 

Lewi Siby, generasi milenial yang saat ini sedang sibuk-sibuknya mengurus pernikahan di tengah pandemi (yup, sayang sekali dia bukan jomblo), masih menyempatkan diri membeli iPhone 13 Pro meski secara online.

Namanya juga fanboy, semacam nggak rela jika belum punya ini barang baru lebih dulu dari orang-orang lain. Setelah melakukan pemesanan online, akhirnya tiba juga ponsel ini.

Alasannya memilih iPhone 13 Pro sih sederhana: karena ingin menggenggam ponsel Apple baru yang lebih kecil sedikit dari iPhone 12 Pro Max, ponsel terdahulunya.

Mengeluarkan kocek Rp25,99 juta, ada hal manis dan pahit yang Lewi rasakan selama dua pekan menggunakan iPhone 13 Pro.

Kelebihan

Pertama, layarnya.

Lewi mengaku kalau layar 6,1 inci OLED ini cukup pas di tangan, tidak terlalu kebesaran. Refresh rate 120Hz-nya juga mendukung pengalaman multitasking dan gaming.

“Entah teknologi OLED apa yang diracik di sini, tapi beda banget dari iPhone 12 Pro Max. Seterang itu, setajam itu, dan se-real itu pengalaman menggunakan layarnya. Lebih hidup intinya,” kata Lewi dengan gaya anak Jaksel-nya.

Masih ada notch dan diperkecil ukurannya, Lewi mengaku tidak masalah meskipun ia lebih berharap Apple bisa membawa iPhone baru dengan full screen.

Tanpa berpanjang lebar, dia mengaku layar iPhone 13 Pro super mulus, no debat.

Baca juga: Apa Kabar iPhone SE 3?

Kedua, performa.

Apple menyematkan A15 Bionic, prosesor terbarunya untuk lini iPhone 13. Sepengalaman Lewi, iPhone 13 Pro masih memuaskan ketika dipakai untuk berbagai macam aktivitas, mulai dari transisi antara main media sosial, editing foto atau video, hingga streaming dan bermain game.

“Kencang semua pengalamannya, saat main game juga mulus dan nggak ada ngadat atau patah-patah. Kualitasnya bisa sampai yang maksimal semua. Menurut gue A15 Bionic ini termasuk daya jual iPhone 13 Pro, sih,” sambungnya.

Ketiga, baterai.

Berkaitan dengan performa sebenarnya, baterai iPhone 13 Pro diakui Lewi nggak membuatnya jadi kerepotan, alias nggak perlu sering-sering charging -- namanya juga ponsel masih baru ya, ‘kan.

Kapasitas baterai 3.100 mAh memang bukan hal yang layak digembar-gemborkan, secara saat ini banyak ponsel pintar di luar sana yang menjagokan aspek baterai yang mencapai 5.000 mAh, bahkan sampai 7.000 mAh sekalipun.

Lagi-lagi namanya juga fanboy, Lewi mengaku nggak masalah soal baterai.

“iPhone 13 Pro dipakai macam-macam dalam sehari, masih kuat. Gue mengisi daya ulangnya paling saat sebelum tidur. Jadi seharian dipakai ini-itu, baru saat malam-malam aja paling perlu di-charge,” kisahnya.

Ia melanjutkan, “yang penting, saat dipakai game berat seperti Mobile Legends, dia baik-baik aja, gak sampai overheat. Dipakai lebih dari 30 menit juga oke.”

Keempat, kamera.

Ini sudah pasti jadi aspek penting dari sebuah ponsel iPhone manapun. Meski sering diledek karena resolusinya tak kunjung naik dari 12MP, tak seperti brand lain yang sampai ratusan megapixel, tetap saja Lewi penasaran dengan peningkatan yang ada di kamera iPhone 13 Pro.

iPhone 13 Pro mengusung kamera wide 12MP f/1,5, ultra-wide 12MP f/1.8, telephoto f/2.8, dan TOF 3D LiDAR.

Sudah ketebak, dia penasaran dengan fitur Cinematic Mode dan kemampuan ini ternyata melebihi ekspektasinya.

Kacau banget Cinematic Mode-nya. Nggak cuma gimmick, tapi beneran dramatis hasilnya. Merekam objek di low-light justru hasilnya lebih dramatis, detailnya kena, dan beda banget dengan penggunaan fitur video biasa,” katanya menggebu-gebu.

Menurut Lewi, ada beberapa ponsel pintar lain yang mengaku punya fitur sejenis, tapi penerapannya tidak sesuai harapan, apalagi saat dipakai di kondisi gelap atau low-light.

“Banyak ‘kan ponsel lain yang bilang mereka bisa Cinematic Mode, tapi pas dibawa di low-light, bukannya lebih dalam dan dramatis beneran, eh malah jadi terang hasilnya kayak pakai Night Mode,” imbuh Lewi.

Preview
Salah satu hasil foto iPhone 13 Pro dalam kondisi ruangan agak gelap.

Baca juga: Cinematic Mode di iPhone 13 Pro Bisa Bikin Film Bak Hollywood?

Kekurangan

Pertama, dan satu-satunya, kamera.

Iya, habis menggebu-gebu memamerkan kehebatan kamera Cinematic Mode, Lewi sekarang malah ‘ngatain’ sisi lain dari kamera iPhone 13 Pro.

Dia mengaku kecewa berat dengan kemampuan telephoto dan fitur Portrait iPhone 13 Pro.

“Nggak nyangka gue, telephoto-nya jelek banget. Penggunaannya memang gampang, tapi pas zooming, gambar langsung pecah, agak pixelated, pokoknya blur dan nggak jelas aja hasilnya. Sama sekali nggak merekomendasikan penggunaan telephoto-nya,” katanya dengan raut muka sedih.

Selain telephoto, fitur Portrait yang menurut Lewi biasa menjadi andalan ponsel-ponsel iPhone, kali ini justru menambah kekecewaannya.

“Fitur Portrait-nya juga, ya ampun, gue nggak nyangka bakal jelek juga. Masih bagusan versi terdahulunya gitu, iPhone 11 dan iPhone 12. Ini tuh hasilnya berantakan untuk fokus objek dan blur di background. Nggak rapi sama sekali, sampai heran gue kenapa Apple kayak gini,” sambungnya lagi, kali ini dengan ekspresi wajah penuh penyesalan.

Sebagai pengguna setia iPhone, Lewi menyayangkan Portrait yang tidak sesuai harapan karena ia pribadi sering menggunakan fitur satu ini. Dan selama ia menggunakan iPhone 13 Pro, tampaknya terpaksa harus musuhan dengan Portrait.

Layak dibeli atau skip aja?

Ini pertanyaan sejuta umat. Perlu dibeli atau lupain aja? Lewi pun punya jawabannya, beragam pula.

“Kalau kalian sebelumnya pakai seri iPhone 12, mendingan nggak usah karena nggak worth it. Desain dan tampilan sekembar itu, tapi dapetnya cuma Cinematic Mode. Tapi kalau kalian pengguna iPhone 11 ke bawah, nggak apa-apa beli kalau memang penasaran karena lompatannya pasti terasa, dari sisi layar sampai performa,” jelasnya.

Menurut Lewi, iPhone 13 Pro ini cocok digunakan untuk konsumen yang menyukai pembuatan konten visual, khususnya video. Entah untuk pengguna media sosial kasual, content creator, hingga yang suka bereksperimen membuat video klip dan film pendek.

“Tapi kalau kalian pakai ponsel cuma buat selfie atau foto-foto doang, gak worth it. Atau kalau kalian tipe yang baru mau mencicipi brand Apple, saran gue kalian better beli iPhone 12 Pro Max karena sepadan dengan harganya,” tutup Lewi dengan manis.

Obrolan seru dan lebih detail dari percakapan di atas, kalian bisa tonton langsung di video di bawah ini, deh. Siapa tahu penasaran dengan wujud Lewi, meski dirinya bukan seorang jomblo.

populerRelated Article