Inikah Hacker yang Curi 91 Juta Akun Tokopedia?
Ilustrasi (Foto: Dok Tokopedia)
Uzone.id - Tokopedia dilaporkan mengalami peretasan, seperti dalam cuitan akun Twitter @underthebreach. Bahkan jumlahnya diperkirakan 91 juta akun dan 7 juta akun merchant. Lalu, siapa hacker yang mencuri?Padahal di tahun 2019, Tokopedia menginfokan bahwa ada sekitar 91 juta akun aktif di platformnya. Artinya hampir semua akun di Tokopedia berhasil diambil datanya oleh peretas.
Pelaku menjual data di darkweb berupa user ID, email, nama lengkap, tanggal lahir, jenis kelamin, nomor handphone dan password yang masih ter-hash atau tersandi.
Semua dijual dengan harga USD 5.000 atau sekitar Rp 74 juta. Bahkan ada 14.999.896 akun Tokopedia yang datanya saat ini bisa di-download.
Dalam keterangannya yang diterima Uzone.id, Senin (4/5/2020), pakar keamanan siber Pratama Persadha menjelaskan bahwa kejadian seperti ini harus cepat direspon oleh pihak Tokopedia dan juga para penggunanya.
Karena ancaman penipuan dan pengambilalihan akun bisa terjadi kapan saja. Pratama menjelaskan peretas Whysodank pertama kali mempublikasikan hasil peretasan di raid forum pada Sabtu (2/5).
Baca juga: Kominfo Panggil Tokopedia Soal Akun Dibobol
Kemudian peretas ShinyHunters memposting thread penjualan 91 juta akun Tokopedia di forum darkweb bernama EmpireMarket. Dari sinilah akun @underthebreach mempublikasikan peretasan Tokopedia ke publik Twitter.
“Memang data untuk password masih dienkripsi, namun tinggal menunggu waktu sampai ada pihak yang bisa membuka. Itulah kenapa pelaku mau melakukan share gratis beberapa juta akun untuk membuat semacam sandiwara siapa yang berhasil membuka kode acak pada password,” jelas chairman Lembaga Riset SIber Indonesia CISSReC (Communication & Information System Security Research Center) ini.
Ditambahkan Pratama, meski password masih dalam bentuk acak, namun data lain sudah plain alias terbuka.
Artinya semua peretas bisa memanfaatkan data tersebut untuk melakukan penipuan dan pengambilalihan akun-akun di internet.
Misalnya mengirimkan link phising maupun upaya social engineering lainnya, karena itu seharusnya Tokopedia melakukan update dan informasi kepada seluruh penggunanya segera.
Baca juga: Dibobol Hacker, Kominfo Minta Tokopedia Lakukan 3 Hal Ini
“Bila nantinya password sudah berhasil dibuka oleh pelaku, pastinya salah satu yang akan dilakukan adalah takeover akun. Lalu pelaku secara random akan mencoba melakukan take over akun medsos dan marketplace lainnya, karena ada kebiasaan penggunaan password yang sama untuk semua
platform,” terangnya.
Pratama menggarisbawahi yang bisa dilakukan pengguna Tokopedia adalah mengganti password dan mengaktifkan OTP (one time password) lewat SMS.
Lalu mengganti semua password dari akun medsos dan platform marketplace selain Tokopedia.
“Akibat peretasan Tokopedia ini bisa menjalar ke akun media sosial dan platform lainnya bila menggunakan email dan password yang sama. Terutama bagi admin akun medsos pemerintah dan lembaga harus cepat melakukan pengamanan akun sebagai langkah antisipasi,” jelasnya.
Baca juga: Tokopedia Yakin Tak Ada Kebocoran Kartu Debit, Kartu Kredit, OVO
Ditambahkan Pratama, saat mendapatkan sampel data dari forum, belum ada data kartu kredit maupun debet yang disebar pelaku.
Harapannya data kartu tidak ikut menjadi salah satu yang berhasil diretas.
“Pihak Tokopedia harus bertanggungjawab atas kejadian ini karena data penggunanya diambil dan diperjualbelikan. Pihak Tokopedia wajib secara berulang-ulang, dengan menggunakan segala sarana media yang ada, mensosialisasikan apa saja yang harus dilakukan oleh para penggunanya, seperti ganti password akun dan mengaktifkan OTP, sampai semua penggunanya menyadari kebocoran ini dan mau mengganti passwordnya,” terang Pratama.