icon-category Technology

Insiden Bank Mandiri, Pakar IT Duga Ada Human Error

  • 21 Jul 2019 WIB
Bagikan :

Pakar teknologi informasi (TI) Gildas Deograt Lumy memperkirakan terjadi kesalahan pada manusia (human error) pada insiden Bank Mandiri pada Sabtu (20/7) yang menyebabkan saldo nasabah bertambah atau berkurang, serta nasabah tidak dapat melakukan transaksi keuangan.

"Dalam transaksi salah ngetik atau salah input saat memproses di sistem TI," kata Gildas kepada Katadata.co.id, Jakarta, Minggu (21/7).

Oleh karena itu, ia menilai insiden tersebut tidak mungkin terjadi karena peretasan. Selain itu, Gildas juga menilai kecil peluangnya bila terjadi kerusakan pada peranti keras (hardware).

Bila terjadi kegagalan pada hardware, proses pemindahan data dari satu perangkat ke perangkat lain semestinya gagal dilakukan. Dengan demikian, perubahan nominal tabungan pada nasabah seharusnya tidak terjadi jika terdapat kerusakan pada hardware.

(Baca: Buntut Insiden Saldo Bank Mandiri, BPKN Sarankan BI Terapkan Denda)

Untuk mengantisipasi hal yang serupa terulang, Gildas menilai perlunya pengecekan secara berlapis (double checking). "Sebelum eksekusi perpindahan data, ada orang lain yang cek lagi," ujarnya. Selain itu, ia juga mengatakan perlunya proses perekrutan pegawai TI sesuai dengan prosedur yang ada.

Sebelumnya, Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan bahwa mereka masih perlu melakukan investigasi lebih lanjut guna memastikan penyebab pasti insiden bertambah/berkurangnya saldo nasabah.

"Ini tentunya perlu semacam investigasi lebih lanjut, diperiksa kembali, apakah ini malfungsi dari hardware atau software. Tapi kemungkinan besar dari hardware,” ujar dia.

Perubahan saldo nasabah terjadi pada Sabtu dini hari. Bermula dari bank yang melakukan proses tutup buku rutin di akhir hari. Saat proses itu berlangsung, data nasabah dipindahkan dalam sebuah backup server. Kemudian, core server memproses transaksi yang terjadi di hari sebelumnya.

(Baca: Setelah Normalisasi Saldo, Bank Mandiri Nyatakan Seluruh Layanan Pulih)

"Saat backup server itu dipindahkan kembali ke core server (Sabtu) pagi tadi, terjadi error corrupt di datanya 10% nasabah," ujarnya.

Menurut Rohan, gangguan itu tidak berpengaruh terhadap transaksi di luar rekening tabungan nasabah, misalnya e-money, pembayaran surat izin mengemudi (SIM), dan sebagainya. Sebab, menurutnya transaksi itu terlepas dari sistem backup data nasabahnya.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini