Intel Jual Bisnis NAND Flash SSD ke SK Hynix Rp132 Triliun
-
Uzone.id - Intel akhirnya resmi menjual bisnis storage dan memori NAND miliknya ke SK Hynix setelah melalui diskusi yang panjang antara keduanya. Penjualan itu melibatkan uang senilai USD9 miliar atau setara Rp132 triliun yang dibagi dalam 2 tahap pembayaran.
Harga penjualan sebesar itu memang tidak hanya soal bisnis SSD Intel tapi juga NAND IP dan Wafer Production. Selain itu, terjual juga kepada SK Hynix pabrik Intel di Dalin, China, walaupun kesepakatan itu baru akan difinalisasi sampai Maret 2025. Sampai waktu itu terjadi, Intel masih bisa memproduksi lapisan NAND di Dalian.Baca juga: Intel Ganti Logo Setelah 14 Tahun
Sepertinya Intel akan sepenuhnya keluar dari bisnis SSD flash NAND. Namun hal ini belum bisa dipastikan karena belum ada komentar dari Intel. Perusahaan asal Amerika itu akan mempertahankan bisnis IP dan memori Optane. Hal ini tidak mengherankan mengingat teknologi 3D XPoint dirancang hanya oleh Intel bekerja sama dengan Micron, tak ada produsen memori yang bisa membuatnya. Walaupun saat ini Intel tidak memproduksi memori Optane sendiri, melainkan membelinya dari Micron.
Usai kesepakatan ini, SK Hynix dan Intel akan meminta restu pemerintah dan diharapkan izin bisa diperoleh paling lambat sekitar 2021. Jika mendapatkan persetujuan, barulah SK Hynix akan mengeluarkan pembayaran pertama sebesar USD7 miliar untuk mendapatkan IP NAND SSD Intel, bisnis SSD, karyawan dan pabrik di Dalian.
Baca juga: Awal 2021 Bakal Penuh dengan Laptop Berbasis 5G dari MediaTek dan Intel
Pembayaran kedua akan dilakukan pada Maret 2025 sebesar USD2 miliar. Setelah dibayarkan, SK Hynix akan mendapatkan aset sisanya seperti IP pembuatan NAND, karyawan R&D dan sisa karyawan yang bekerja di Dalian. Saat itu pula, Intel akan berhenti memproduksi lapisan chip di pabrik Dalian.
"Saya bangga atas bisnis memori NAND yang sudah kami bangun. Kami percaya, di bawah SK Hynix bisnis dan ekosistem memori ini akan lebih tumbuh dan menguntungkan konsumen, partner dan karyawan. Bagi Intel, kesepakatan ini akaan memungkinkan kami untuk berinvestasi di teknologi yang berbeda, dimana kami bisa memiliki peran lebih besar lagi," kata CEO Intel, Bob Swan, seperti dikutip dari Toms Hardware, Selasa, 20 Oktober 2020.