IoT Telkom Didukung Teknologi Long Range LoRa 920-923 MHz
Uzone.id - Digitalisasi di segala lini kehidupan tidak bisa dihindari lagi. Telkom telah memiliki ragam solusi IoT untuk segala macam pemanfaatan yang berbeda. Mulai dari digitalisasi gedung, sampai kota. Kawasan pun tidak luput dari misi digitalisasi Telkom.
Dikatakan Direktur Enterprise & Business PT Telkom Indonesia, Edi Witjara, bahwa Telkom saat ini sedang berfokus pada portfolio IoT. Berbagai industri dan bidang yang berpotensi untuk didigitalisasi telah menjadi sorotan Telkom."Potensi digitalisasi melalui IoT ini banyak. Tak hanya mencakup lapangan kerja, tapi juga efisiensi produktivitas, kualitas layanan yang lebih baik, juga aksesibilitas lebih mudah ke layanan yang dituju," kata Edi, dalam webinar yang dilakukan Fakultas Teknik Universitas Indonesia bertema 'Percepatan Digitalisasi Indonesia dengan Smart Utility Berbasis Konektivitas yang Murah dan Handal', Kamis, 17 November 2020.
Direktur Enterprise & Business PT Telkom Indonesia, Edi Witjara saat menjadi panelis dalam Webinar bertajuk "Percepatan Digitalisasi Indonesia dengan Smart Utility Berbasis Konektivitas yang Murah dan Handal" yang diadakan Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Kamis, 17 Desember 2020.
Potensi pasar yang dimaksud Edi, salah satunya adalah UMKM. Disebutkannya, dari 63 juta UMKM yang ada di Indonesia, baru 50 persen yang tersentuh teknologi digital. Padahal UMKM sudah dipastikan memberikan kontribusi sebesar 61 persen pada pendapatan per kapita negara.
Baca juga: Telkom Digitalisasi Sistem Billing PDAM
Sedangkan untuk industri, hampir semua lini dianggapnya berpotensi. Misalnya pertanian, dimana IoT bisa menargetkan 40 juta petani membuka akses, tak hanya akses pasar tapi juga peningkatan produksi dengan menggunakan IoT.
Untuk pertanian, Telkom memiliki Precision Farming System. Teknologi LoRa (Long Range) memungkinkan konektivitas, analitik real-time, pelaporan geolokasi dan lainnya, seperti data kondisi tanah, cuaca, tumbuhan, dan hewan. Semua data dikumpulkan dengan sensor yang dilengkapi teknologi LoRa. Dari sini, petani bisa memperoleh informasi tanah dan hasil tanam, termasuk peringatan dini, melalui perangkat seluler atau PC.
LoRa/LoRaWAN memang teknologi yang bisa diandalkan dengan hasil efisiensi tinggi yang bisa digunakan untuk implementasi IoT. Telkom memiliki LoRa (Long Range), yakni Teknologi transmisi data jarak jauh dijamin hemat baterai untuk perangkat IoT dan berjalan di frekuensi 920-923 MHz.
Diketahui, berkat layanan LoRa dari Telkom IoT, sebanyak 158 juta perangkat telah terhubung ke jaringan di 92 negara dan jumlahnya terus berkembang karena digunakan untuk konektivitas smart home, smart farming sampai smart city. LoRa memiliki jangkauan jarak 5 kilometer di daerah padat penduduk dna 15 kilometer di daerah pedesaan. Konsumsi daya-nya pun rendah sehingga memungkinkan peralatan IoT berbasis baterai bisa bertahan sampai 10 tahun lebih.
Selain Precision Farming, beberapa solusi IoT Telkom lainnya yang menggunakan LoRa adalah pemantauan level kedalaman air, misalnya, dalam sebuah tangki. Sensor akan memonitor level air secara periodik untuk kemudian dianalisa. Jika ada tangki yang mulai kekurangan air, pengisian akan cepat dilakukan melalui informasi yang dikirim via ponsel atau PC.
Ditambahkan Meyer Silaban, Senior Executive Account Manager PT Telkom Indonesia, Telkom memiliki banyak solusi untuk bisa digunakan oleh penyedia layanan publik, seperti PDAM dan PGN, sampai PLN. Mereka bisa mengandalkan solusi IoT Telkom untuk mempercepat proses digitalisasi.
Baca juga: Telkom Tuntaskan Digitalisasi SPBU di Seluruh Indonesia
"Kami punya konektivitas yang efisien dan handal. LoRa adalah salah satu solusi paling efisien dan murah yang bisa digunakan. Hitung-hitungannya, per pelanggan bisa dikenakan hanya Rp 2000 sampai Rp 3000 per bulan. Ini bisa me-reduce biaya-biaya yang dikeluarkan untuk implementasi alat smart home ke pelanggan PGN maupun PLN," kata Meyer.
Baru-baru ini, Telkom juga telah bekerja sama dengan PDAM Kabupaten Bandung untuk mendigitalisasi pusat pengolahan air minum di sana melalui uji coba Smart Metering. Solusi yang digunakan adalah Smart Metering yang menggunakan network LoRaWan dan platform Antares, untuk menjamin keandalan solusi tersebut. Bahkan solusi ini juga bisa untuk layanan utilitas lainnya, seperti gas dan listrik.
Dijelaskan Edi, beberapa teknologi Smart buatan Telkom itu telah digunakan di beberapa wilayah di Indonesia dan beberapa perusahaan besar. Smart Meter Listrik, misalnya, telah digunakan di Kabupaten Musi Banyuasin, dimana 48 ribu pelanggan dapat memantau penggunaan listrik melalui aplikasi Muba Listrik Pintar, serta mengisi token lewat aplikasi.
Yang menarik, Solusi IoT Telkom juga sudah digunakan untuk distribusi vaksin Covid-19. Telkom menyediakan teknologi Covid Vaccine Monitoring System, dimana solusi IoT Telkom menyediakan sensor temperatur, GPS tracking, SOS dan lainnya, untuk memastikan vaksin terdistribusi dengan baik dan sesuai prosedur.
Baca juga: Bos Telkom: Teknologi AI, VR dan Cloud Bisa Tingkatkan Customer Experience
Tak kalah menarik, ternyata IoT Telkom juga bisa mendukung layanan kesehatan lewat aplikasi bernama My Cardio. Layanan berupa aplikasi ini memiliki sistem yang bisa melaporkan hasil pemeriksaan jantung ke dokter ahli dengan cara remote. Dilengkapi juga dengan auto-prediksi untuk memberikan rekomendasi kepada dokter dalam menentukan diagnosa penyakit yang diderita pasien.
Dengan algoritma k-Nearest Neighbours (kNN), alat ini dapat membuat rekomendasi otomatis yang terbukti cukup baik dalam hal akurasi dan kecepatan. Telkom sendiri mengaku telah melakukan uji coba di beberapa wilayah seperti Desa Banjasari (10 pasien), Cibubur (15 pasien), Cimanggis (37 pasien), dan Pancoran (23 pasien) dengan total 85 pasien.
Evaluasi Kuantitatif menghasilkan rata-rata akurasi prediksi sistem rekomendasi otomatis sebesar 76,47%, waktu pengerjaan sistem rekomendasi otomatis 1 detik dan kinerja waktu pemindahan data dari lokasi inspeksi ke lokasi M2M server adalah 8,97 detik. Sedangkan evaluasi kualitatif dilakukan melalui wawancara dengan ahli jantung, hasilnya menunjukkan bahwa penerapan My Cardio sangat membantu terutama di daerah yang kurang ahli kardiologi, dan bermanfaat untuk kota besar dimana akses pasien ke ahli jantung juga terkendala oleh waktu praktek dokter, dan kemacetan di Jakarta.
Telkom berharap, digitalisasi bisa menjadi motor penggerak Indonesia untuk menjadi negara menuju digital.