Jangan Harap Sebar Hoax Covid-19 di TikTok
Uzone.id - Berita-berita tak benar dan hoaks merambah seluruh platform media sosial, bahkan aplikasi video yang seharusnya berisi hiburan dan konten menyenangkan pun tak luput dari berita bohong ini.
Dikutip dari Mashable, Jumat (26/2), TikTok melaporkan telah menghapus lebih dari 340 ribu video di Amerika Serikat selama paruh kedua 2020. Video-video tersebut berisi “kesalahan informasi pemilu, disinformasi, atau manipulasi media.Di waktu yang sama TikTok juga menyingkirkan sebanyak 50 ribu video menyesatkan terkait COVID-19.
Dalam laporannya, TikTok memutuskan untuk melarang konten yang promosikan konspirasi right wing QAnon dalam jangka waktu yang ditentukan.
Baca juga: Snack Video, Kok Dilarang OJK?
TikTok juga bekerja sama dengan PolitiFact, Lead Stories, dan SciVerify untuk memeriksa klaim fakta yang dibuat oleh pengguna aplikasi tersebut.
TikTok juga mengungkapkan secara detail dalam laporan yang dirilis hari Kamis, (25/2).
Tak hanya konten dan video saja yang disingkirkan oleh TikTok, sebanyak 1,7 juta lebih akun ‘otomatisasi’ yang dipakai dalam waktu pemilu AS juga dihapus pihak perusahaan.
TikTok tak memberikan keterangan jelas terkait dugaan akun-akun ini dipakai untuk menaikkan informasi politik yang salah. Namun, langkah penghapusan ini ‘penting’ dilakukan untuk mengurangi akun-akun bodong saat itu.
Sebanyak 400 ribu video juga dianggap sebagai ‘konten tak berdasar’. Video-video tersebut tak dihapus, hanya saja TikTok takkan menampilkannya dalam umpan “For You” diaplikasi ini.
Baca juga: Facebook Paling Banyak Sebar Hoax Vaksin Covid-19
“Sebagian besar konten yang dinikmati pengguna berasal dari feed For You mereka,” ungkap pihak TikTok.
Umpan For You biasanya memberikan rekomendasi akurat sesuai dengan algoritma yang disukai pengguna sehingga pengguna hanya menonton video yang mereka sukai saja.
Secara global, TikTok telah menghapus lebih dari 89 juta video selama paruh kedua tahun 2020 saja. Hampir dari 12 juta video tersebut diposting oleh pengguna di negara-negara bagian.
Penghapusan ini dilakukan karena video-video tersebut telah melanggar pedoman komunitas dan persyaratan layanan dari platform TikTok.