Jefri Nichol Dituntut Rp 5 Miliar Jika Tak Penuhi Somasi Manajemen
-
Pemain film Jefri Nichol baru-baru ini mendapatkan somasi atas dugaan penyalahgunaan kepercayaan dari Baetz Management. Manajemen artis yang menaungi Jefri di awal kariernya itu, melayangkan somasi pada sang aktor pada Minggu (10/6) lalu.
Kuasa hukum Baetz Management, Arifin Harahap, mengaku bahwa pihaknya akan memberikan waktu 2x24 jam pada Jefri untuk segera melakukan klarifikasi. Bahkan, ia juga masih mengupayakan mediasi antara pihaknya dan Jefri.“(Jika tak ada klarifikasi), kita akan mempertimbangkan langkah hukum setelah Lebaran,” ungkap Arifin ketika ditemui di Senayan City, Jakarta Pusat, Selasa (12/6).
Meski begitu, menurut Arifin, pihaknya telah mempersiapkan upaya berikutnya setelah proses mediasi tak dapat ditempuh lagi. Tak tanggung-tanggung, nilai tuntutan yang akan diberikan pada Jefri mencapai angka Rp 5 miliar, berdasarkan perhitungan kerugian materil dan immateriil.
“Kami akan mengeluarkan itu ketika mediasi tidak lancar. Buat apa dikeluarkan ketika mediasi berjalan lancar, kan?” ucapnya.
Arifin mengaku bahwa sampai saat ini Jefri dan pihak Baetz masih terikat kontrak dengan beberapa Production House (PH). Dalam beberapa kontrak disebutkan bahwa keduanya memang tak dapat dipisahkan meski Jefri dan Baetz tak terikat kontrak secara profesional.
“Ada beberapa klausul yang mengikat mereka, tidak bisa Jefri Nichol itu pindah ke manajemen lain jika ini belum terselesaikan,” katanya.
Menurut Arifin, tak etis jika Jefri menunjuk manajemen baru untuk menaunginya saat ini. Ia bahkan menyebutkan bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan yang melanggar hukum.
“Jadi itu enggak bisa, kalau pun dia memilih manajemen baru, selesaikan dulu ini, bicara baik-baik,” ungkapnya.
Baetz Agagon, Head Manager dari Baetz Mangement, mengatakan bahwa pihaknya harus menanggung berapa kerugian atas perbuatan pemain film ‘Dear Nathan’ itu. Tak hanya secara materil, kerugian tersebut juga ia rasakan secara immateriil.
“Iya saya jadi enggak pede lho, saya lagi kenalin, gini-gini, ‘Lah, bukannya dia sudah enggak sama kamu? Jefri bilang sendiri sama saya’,” ungkap Baetz.
Menurut Baetz, dirinya telah mencoba melakukan komunikasi dengan pihak Jefri dan manajer barunya. Namun, pertemuan tersebut tak menemui jalan tengah antar pihak.
Terlebih, sikap Jefri yang dinilai Baetz terkesan seenaknya saat menunjuk manajer baru. Meski, Jefri mengaku telah memiliki itikad baik untuk menyelesaikan kontraknya.
“Otomatis kalau dia enggak mau (selesain kontrak) gimana? Sedangkan pekerjaan saya yang tandatangan gitu, jadi otomatis itu membahayakan saya,” pungkasnya.
Sementara menurut ibunda Jefri, Junita Eka Putri, mengatakan bahwa kontrak putranya dengan Baetz Management sudah berakhir sejak 2016 lalu.
Ia mengaku bahwa pihaknya masih bertahan di manajemen tersebut lantaran untuk menjaga hubungan baik yang memang sudah terbangun begitu lama.
“Tapi kalau dia tiba-tiba respons enggak baik itu kan masalah dari dia. Harusnya dia terima kasih kalau kita masih bertahan sampai sekarang,” ucap Junita saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Selasa (12/6).
Junita juga menegaskan bahwa hubungan profesionalitas antara putranya dan pihak PH (Production House), masih terjalin dengan baik. Ia menampik adanya somasi yang dilayangkan pihak PH atas dasar ketidakprofesionalan putranya.
“Itu somasi sama manajemen sendiri, perketerkaitan sistem kerjanya dia dalam meng-handel pekerjaan, jadwal-jadwal Nichol, itu aja,” ungkapnya.
Ibunda Jefri mengaku bahwa saat ini putranya terbilang santai menghadapi persoalan tersebut. Ia juga menilai somasi yang dilayangkan pihak Baetz Management terhadap putranya, sebagai bentuk ungkapan sakit hati lantaran kini Jefri sudah memilih bersama manajemen baru.
“Intinya Baetz sama Nichol sudah clear. Ya dia nangis, karena dia ngerasa enggak terima aja kali,” imbuh Junita.