Home
/
Sport

Jose Mourinho adalah Alasan Mengapa Kaka Gagal di Real Madrid

Jose Mourinho adalah Alasan Mengapa Kaka Gagal di Real Madrid
Yoga Cholandha01 January 2019
Bagikan :

Era Galacticos kedua di Real Madrid bermula dari kedatangan Ricardo Izecson dos Santos Leite alias Kaka. Pada 8 Juni 2009 Kaka secara resmi dibeli dari Milan dengan nilai transfer 67 juta euro. Sebelum dipecahkan Cristiano Ronaldo tiga hari sesudahnya, nilai transfer Kaka itu adalah yang termahal dalam sejarah sepak bola.

Kepindahan Kaka ke Real Madrid memang bagai pernikahan yang dipaksakan. Milan, klub Kaka sebelumnya, tidak punya pilihan karena mereka tengah mengalami krisis keuangan. Uang yang disodorkan Florentino Perez ketika itu terlalu besar untuk dilewatkan Milan. Akhirnya, Kaka pun menjadi galactico pertama yang datang di era kedua.

Nantinya, proyek Galacticos kedua Real Madrid itu akan berlangsung sampai beberapa tahun ke depan sampai akhirnya mereka memutuskan untuk mengubah kebijakan transfer mulai musim 2015/16. Di antara para Galactico yang ada (Ronaldo, Karim Benzema, James Rodriguez, dan Gareth Bale) boleh dibilang Kaka-lah yang kariernya paling suram.

Kaka sendiri menghabikan empat musim di Real Madrid. Namun, dia tidak pernah bisa mencapai apa yang dia raih bersama Milan. Selama empat musim Kaka bermain sebanyak 120 kali dengan menit bermain yang cuma mencapai 6.889. Meski demikian, Kaka masih bisa mencatatkan 29 gol dan 39 assist dalam kurun waktu tersebut.

Preview

Bagi Kaka, situasi sulit yang dialaminya saat berseragam Real Madrid itu terjadi karena dua alasan dan salah satunya adalah keberadaan Jose Mourinho. "Masalah utamaku di Madrid adalah cedera dan ketika aku sudah pulih di sana ada Mourinho," tutur Kaka kepada SporTV dan dilansir oleh Diario AS.

Ya, ketika Kaka datang untuk pertama kalinya Real Madrid masih dilatih oleh Manuel Pellegrini. Akan tetapi pelatih asal Cile itu akhirnya dipecat karena gagal mempersembahkan trofi. Mourinho lantas ditunjuk untuk menangani Real Madrid mulai musim 2010/11 dan sejak itulah Kaka kesulitan untuk menembus tim inti.

"Di musim pertama aku mengalami masalah pada pinggulku. Setelahnya, ketika aku berusaha mempersiapkan diri untuk Piala Dunia, aku mengalami cedera selangkangan. Kemudian setelah turnamen aku mengalami cedera lutut dan harus absen sampai enam bulan," kenang Kaka.

"Masalah utamaku di awal-awal adalah kurangnya konsistensi dan kebugaran, tetapi dalam tiga musim berikutnya aku berusaha meyakinkan Mourinho untuk memainkanku. Nyatanya, usahaku tidak berhasil. Sebenarnya, sih, tidak ada masalah di antara kami tetapi itu jadi masa-masa sulitku di Madrid."

"Di Madrid kami sering beradu argumen, tetapi semuanya dilakukan penuh respek. Mesut Oezil jelas lebih unggul daripada diriku di tim, tetapi aku sering bilang pada Mourinho bahwa aku juga bisa berkontribusi."

Preview

"Aku tidak pernah mengancam bakal membocorkan masalah ini ke media, tetapi aku betul-betul yakin aku bisa berbuat sesuatu. Mourinho adalah pelatih cerdas, tetapi dia kadang terlalu keras ke pemainnya. Pada akhirnya dia berhasil membawa kami juara liga dan menembus semifinal Liga Champions, jadi meskipun dia salah, dia tetap sukses," beber pria 36 tahun itu.

Mourinho bertahan di Madrid sampai akhir musim 2012/13. Setelah itu posisinya digantikan oleh Carlo Ancelotti yang merupakan pelatih Kaka ketika di Milan. Akan tetapi, justru ketika Madrid dilatih Ancelotti inilah masa-masa si pemain berseragam Los Blancos berakhir.

"Karena Carlo Ancelotti ditunjuk dan ada perombakan skuat, aku sebenarnya ingin bertahan. Namun, Carlo berkata jujur kepadaku. Dia berkata bahwa dia harus memenuhi sejumlah target pada musim itu dan kami berdua setuju bahwa langkah terbaik bagiku adalah pergi. Lagipula, ketika itu aku ingin bermain di Piala Dunia [sehingga butuh banyak menit bermain]," pungkas Kaka.

Pada musim 2013/14 Kaka akhirnya mudik ke Milan. Namun, era kedua pria asal Sao Paulo ini di Rossoneri tidak sesukses sebelumnya. Kaka pun akhirnya gagal masuk ke skuat Piala Dunia 2014. Setelah itu Kaka memutuskan untuk kembali ke Sao Paulo sebelum memperkuat Orlando City di MLS sampai pensiun pada akhir 2017.

populerRelated Article