Jumlah Transaksi di OpenSea Menurun Tajam, NFT Sudah Tak Laku?
Ilustrasi foto: PiggyBank/Unsplash
Uzone.id - Sempat jadi bahan perbincangan hangat bahkan jadi tren baru di dunia aset digital, pamor NFT makin sini makin menurun.
Tak sedikit pula yang rugi karena NFT yang disebut sebagai investasi menjanjikan malah terjun bebas harganya. Sebut saja NFT tweet pertama Jack Dorsey yang awalnya memiliki nilai USD2,9 juta atau berkisar Rp43 M kini hanya ditawar dengan harga USD29 atau sekitar Rp420 ribu per Juni 2022 lalu.Selain harga yang makin turun, NFT juga makin sepi peminat. Mungkinkah ini jadi akhir dari popularitas NFT yang sempat bikin warga dunia FOMO?
Penurunan ini terlihat nyata di situs jual-beli NFT terbesar yakni OpenSea. Situs jual beli paling populer di kalangan pecinta NFT ini menunjukkan penurunan transaksi hingga 99 persen.
Dilansir dari Fortune, Kamis (01/09), pada Mei 2022 lalu, transaksi NFT di OpenSea mencapai USD2,7 miliar tapi per minggu lalu, (28/08), OpenSea hanya mencatat transaksi sebesar USD9,43 juta saja.
Baca juga: Instagram Perluas Fitur NFT ke 100 Negara, Termasuk Indonesia
Penurunan harga NFT ini disebabkan juga dengan penurunan nilai mata uang kripto seperti Bitcoin dan juga Ethereum selama tahun 2022 ini. Dua kripto populer ini mengalami penurunan harga hingga 50 persen.
Diketahui, Bitcoin mengalami penurunan hingga 57 persen semenjak awal tahun menjadi USD20.276 sedangkan Ethereum mengalami penurunan hingga 59 persen menjadi USD1.528 pada periode yang sama.
Karena volume perdagangan dan juga harga kripto yang terus turun, muncullah istilah ‘Crypto Winter’. Dalam periode ini, mengutip dari CoinGecko, NFT paling populer seperti Bored Ape Yacht Club mengalami penurunan nilai hingga 53 persen dari harga tertinggi mencapai 153,7 ETH menjadi 72,4 ETH.
Belum lagi koleksi NFT populer lain seperti CryptoPunks turun dari puncaknya di bulan Juli sebesar 19 persen.
Menanggapi hal ini pihak OpenSea mengatakan bahwa mereka tak setuju perhitungan penurunan ini, dimana mereka menyebut kalau 99 persen ini diambil dari hari perdagangan tertinggi dengan salah satu yang terendah.
“Kami memainkan permainan (jangka) panjang karena kami melihat apa yang mungkin terjadi, jadi kami tidak terlalu khawatir dengan volatilitas jangka pendek,” kata juru OpenSea, dilansir dari Fortune.
Baca juga: Sindiran Sadis Bill Gates, Sebut Investor Kripto dan NFT Bodoh
Walaupun demikian, dengan menggunakan cara matriks yang lain, perdagangan di OpenSea ini masih menunjukkan penurunan yang cukup tajam, yaitu berada di kisaran 62 persen.
Dengan cara matrik ini, volume bulanan turun 62 persen dari Mei hingga Juli dan terus mengalami penurunan pada bulan Agustus ini, menurut sistem pelacakan kripto Dune Analytics.
Penurunan aset kripto saat ini membuat investor terguncang, studi dari Pew Search menemukan fakta bahwa 46 persen investor kripto dari Amerika menyebut kalau investasi mereka jauh dari ekspektasi.
Bahkan, penemuan lain menyebutkan hanya 16 persen saja orang dewasa yang kini berinvestasi di kripto.