Kaleidoskop 2022: Perjalanan Terjal Dunia Siber Indonesia Penuh Kebocoran
Uzone.id - Tahun 2022 akan segera berakhir, dan selama 12 bulan terakhir banyak hal terjadi di ruang siber Indonesia. Salah satu yang tak bisa dilupakan adalah rentetan serangan siber dan kebocoran data yang menargetkan instansi negara.
Momen pengesahan UU PDP juga menjadi disebut sebagai salah satu pencapaian di ruang siber Indonesia dan bahkan menjadi momentum perbaikan ruang siber Indonesia.Pakar keamanan siber sekaligus chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSReC, Pratama Persadha merangkum berbagai kejadian selama 2022 yang menimpa dunia siber Indonesia.
Termasuk kebocoran data di lembaga negara serta kementerian, hingga perhelatan G20 dan UU PDP.
“Meski banyak peretasan dan kebocoran data yang cukup besar, namun 2022 juga harus diingat sebagai tahun kelahiran UU PDP, meski masih banyak kekurangan disana sini,” kata Pratama.
Ia juga mengatakan kalau 2022 juga diingat dengan keberhasilan perhelatan G20 walaupun masih ada serangan siber. Gangguan serangan siber ini untungnya tidak sampai merusak jalannya agenda utama G20.
Baca juga: Akhir 2022, 10 Malware Ini Ramai Menyerang Dunia Siber Indonesia
Mari kita coba flashback ke 12 bulan terakhir mengenai lika-liku dunia siber di Indonesia.
Bulan Januari 2022 dibuka dengan kejadian peretasan dan kebocoran data yang menimpa Bank Indonesia. Sebanyak 130GB data kemungkinan dicuri dan dijual oleh pelaku dan menjadi ‘pembuka’ rangkaian peristiwa kebocoran data.
Selain itu, 2022 juga ditandai dengan peristiwa yang mencuri perhatian masyarakat Indonesia mengingat BSSN adalah ‘wajah’ dari keamanan siber Indonesia.
“Pada Februari 2022 serangan siber dari peretas berhasil meretas situs Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) milik Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN),” jelas Pratama dalam keterangannya, Senin, (26/12).
Selanjutnya, sebagian besar tahun 2022 dihebohkan dengan kemunculan Bjorka membuka rangkaian kejadian kebocoran serta jual-beli data di Indonesia.
Beberapa lembaga negara yang menjadi korban Bjorka adalah PeduliLindungi, MyPertamina, PLN hingga data registrasi SIM Card Kominfo.
Data-data ini kemudian dijual-belikan olehnya di situs hacker, Breached.to dengan harga beragam.
Tak hanya lembaga-lembaga, Bjorka juga mengintai identitas pejabat Indonesia, termasuk daftar surat yang dikirim ke Presiden Indonesia.
Banyaknya data yang dibongkar oleh Bjorka membuat namanya trending dimana-mana, ada yang menuduh tindakan Bjorka ini merupakan salah satu aksi agar UU PDP disahkan dan anggaran BSSN dinaikkan.
Baca juga: Waduh, Challenge TikTok ini Dipakai Pelaku Siber Sebarkan Malware
“Dia pemain lama dalam jual beli data leaks di raidforums dan breached.to sebelum akhirnya di-takedown oleh berbagai lembaga, termasuk FBI-nya Amerika Serikat,” kata Pratama.
“Bahkan setelah Bjorka dituduh sebagai aktor untuk menaikkan anggaran BSSN, dia langsung mengupload data pribadi Kepala BSSN sekedar untuk membuktikan bahwa dia bukan state actor,” tambahnya.
Dibalik kehebohan Bjorka yang merugikan banyak data masyarakat Indonesia, concern kebocoran data ini membuat UU PDP disahkan dan keamanan siber ditingkatkan, begitupun juga dengan perhatian masyarakat yang ikut mengawal keamanan data mereka.